Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berupaya mempertahankan eksistensi tradisi lisan Indonesia, seperti pantun, melalui pemanfaatan teknologi digital.
Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN Herry Yogaswara menegaskan pihaknya tidak hanya berperan dalam penelitian akademik, tetapi juga dalam mendukung pelestarian warisan budaya dengan cara-cara inovatif.
"Sebagaimana kita ketahui, pantun merupakan bentuk sastra lisan yang tua, warisan budaya yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda (dan diperingati) pada 20 Desember," katanya dalam seminar internasional bertajuk "Pantun Nusantara: Strategi Kultural Merawat Warisan di Era Digital" di Jakarta, Senin.
Herry menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam pendokumentasian dan digitalisasi pantun agar tetap relevan pada era modern.
"Ke depannya, sesuai dengan tema seminar ini, maka kerja kolaboratif dengan unit kerja lain di BRIN, seperti misalnya dengan organisasi riset elektronik dan informatika (dilakukan) untuk melakukan pendokumentasian, pembuatan data raya dan korpus dapat dilakukan," ucapnya.
Terkait hal tersebut, Ketua Dewan Pembina Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) Mukhlis Paeni juga menyoroti pentingnya mempertahankan relevansi pantun pada era digital.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN gunakan teknologi digital dalam menjaga tradisi lisan Indonesia