Pontianak (ANTARA) - Lemang merupakan salah satu makanan khas Pontianak yang selalu dinanti untuk menjadi hidangan istimewa saat berbuka puasa di bulan suci Ramadhan.
Pembuatan lemang ini tergolong rumit dan prosesnya memakan waktu yang lama.
"Pembuatan lemang ini dimulai dari bambu yang sudah dibersihkan, lalu dimasukkan daun pisang. Kemudian, beras ketan dicuci bersih, ditiriskan dan dimasukkan ke dalam bambu. Selanjutnya, santan dituangkan ke dalam bambu sebelum dibakar selama kurang lebih tiga jam," ujar pembuat lemang Flamboyan, Iwan di Pontianak, Selasa.
Produksi lemang ini telah dijalani selama 35 tahun. Menariknya, pembeli tidak hanya berasal dari kalangan Muslim, tetapi juga dari kalangan non-Muslim yang tertarik dengan cita rasanya yang khas.
"Saya sudah menjalani usaha ini selama 35 tahun. Sepertinya luar biasa, bukan hanya Muslim, tetapi juga non-Muslim ikut membeli. Berkahnya memang luar biasa," katanya.
Harga lemang yang dijual bervariasi tergantung ukuran. Untuk ukuran kecil Rp35 ribu dan ukuran besar Rp40 ribu.
"Saya juga dengar ada yang menjual hingga Rp70 ribu, tapi kualitasnya tergantung masing-masing," papar dia.
Selain membutuhkan keahlian dalam pembuatannya, lemang ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan lemang lainnya. Hal ini tidak lepas dari masukan konsumen selama 35 tahun yang membantu meningkatkan kualitas produk.
"Di pasar, ibu-ibu memberikan masukan tentang lemang saya. Saya bertanya kepada mereka apa saja kekurangannya, dan akhirnya setelah 35 tahun, rasanya sudah pas," katanya.
Baca juga: Melihat proses pembuatan lemang, makanan khas saat Ramadhan
Baca juga: Kuliner Lemang jadi makanan favorit buka puasa di Kota Pontianak
Baca juga: Gurihnya kuliner lemang khas Pontianak