Kediri (ANTARA) - Lembaga pendidikan nonformal Genza Education menyebutkan minat pelajar untuk dapat menembus perguruan tinggi negeri masih sangat besar, sehingga mendorong mereka untuk mengenali potensi diri agar bisa lolos.
Direktur Utama Genza Education Muh Samsul Maarif mengatakan setiap tahun ada sekitar 900 ribu pelajar yang mendaftarkan diri masuk ke berbagai perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia, namun hanya sekitar 27 persen yang bisa lolos.
"Cukup besar minatnya, rata-rata sekitar 900 ribu peserta dan diterima persentasenya 27 persen, maka kenali baik-baik kemampuan diri baik SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi) dan SNBT (Seleksi Nasional Berdasarkan Tes)," katanya dalam keterangan yang diterima di Kediri, Jawa Timur, Kamis.
Ia menjelaskan sebagai lembaga pendidikan nonformal yang berfokus pada bimbingan belajar dan pengembangan potensi siswa, dapat mengevaluasi beberapa kendala sehingga pelajar yang bersangkutan gagal lolos masuk ke perguruan tinggi negeri, di antaranya tidak mengenali kompetensi diri dari siswa, kemudian keinginan anak dan orang tua berbeda.
Pihaknya memberikan pendampingan dengan program konseling ke siswa baik melalui kerja sama dengan sekolah ataupun ke internal siswa yang ikut Genza Education.
Selama ini, kata dia, pendampingan bukan hanya untuk mengetahui kemampuan anak, tetapi juga memberikan semangat mereka untuk giat belajar agar lolos ke perguruan tinggi negeri favoritnya.
Ia menjelaskan, secara keseluruhan untuk tahun ajaran baru 2025 ini, ada sekitar 15 ribu siswa Genza Education yang terdata. Selain masuk ke perguruan tinggi negeri, mereka juga minat ke sekolah kedinasan, hingga kepolisian, sesuai dengan minat mereka.
Sedangkan tahun 2024, ada sekitar 22 ribu siswa yang masuk dengan probabilitas yang lolos ke perguruan tinggi favoritnya hingga 82 persen.
Pihaknya berharap para pelajar terus bersemangat untuk belajar, sehingga mereka bisa meraih cita-cita yang diinginkannya.
Sementara itu, Ketua Musyawarah Guru Bimbingan Konseling Madrasah Aliyah (MGBK MA) Kabupaten Kediri Avif Maulinda mengatakan anak-anak zaman sekarang sangat kritis.
Ia menilai hal itu juga menjadi bagian dari perkembangan mereka untuk melatih diri sesuai dengan kemampuan.
Pihaknya juga mendorong anak-anak untuk terus belajar termasuk melanjutkan ke perguruan tinggi sesuai dengan keinginannya.
"Kami menyadarkan anak-anak. Kami juga ingin agar mereka mengambil peta karir sesuai keinginannya. Di tempat kami, anak-anak arahnya ingin studi lanjut ke jenjang lebih tinggi. Tetapi ada juga karena faktor ekonomi, setelah lulus langsung kerja," kata dia.
ia juga berharap adanya edukasi kerja sama MGBK MA Kabupaten Kediri dengan lembaga pendidikan berupa program konseling ini bisa menjadikan semangat baru bagi sekolah, agar anak-anak makin giat belajar sesuai dengan kemampuannya.
