Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat bersama Perum Bulog Kanwil Kalbar menghadapi potensi inflasi menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025 melalui program pembangunan gudang dan penggilingan padi di empat kabupaten.
"Pembangunan gudang dan penggulingan padi ini akan dilakukan di Kabupaten Sambas, Ketapang, Landak, dan Bengkayang. Rencana ini sudah dibahas dalam rapat koordinasi virtual," kata Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat Harisson didampingi Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Kalbar Rasiwan, serta sejumlah kepala perangkat daerah terkait, di Pontianak Rabu.
Harisson menekankan bahwa menjelang akhir tahun, permintaan terhadap bahan kebutuhan pokok cenderung meningkat signifikan, sehingga diperlukan langkah antisipatif guna menghindari tekanan inflasi di daerah.
Menurutnya, penguatan ketahanan pangan daerah melalui pembangunan fasilitas penggilingan dan gudang menjadi salah satu strategi efektif dalam menjaga stabilitas pasokan.
"Kita akan memasuki periode yang cukup berisiko terhadap inflasi menjelang Natal dan Tahun Baru. Karena itu, rencana pembangunan penggilingan dan gudang Bulog di empat kabupaten ini menjadi langkah penting memperkuat ketahanan pangan di Kalbar," tuturnya.
Ia menjelaskan, pembangunan dua unit penggilingan padi akan difokuskan di Kabupaten Sambas dan Ketapang, sementara gudang Bulog akan dibangun di Landak dan Bengkayang. Masing-masing daerah penggilingan membutuhkan lahan minimal dua hektare, sedangkan pembangunan gudang menyesuaikan dengan standar teknis Bulog dan kesiapan wilayah.
Harisson menegaskan pentingnya dukungan infrastruktur dasar, terutama akses jalan dan konektivitas logistik, agar distribusi bahan pangan berjalan lancar. Ia meminta pemerintah kabupaten segera menyiapkan lokasi dan memastikan jalur transportasi yang dapat dilalui kendaraan logistik besar.
"Kami berharap pemerintah kabupaten dapat menyiapkan lokasi dan memastikan akses jalan yang memadai agar kegiatan distribusi tidak terhambat," katanya.
Sinergi antara pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, dan Bulog, lanjutnya, menjadi faktor kunci keberhasilan program ini. Dengan kolaborasi lintas sektor, pembangunan fasilitas pangan diharapkan mampu memperkuat rantai pasok, menekan laju inflasi, serta meningkatkan kesejahteraan petani lokal.
"Program ini merupakan bentuk komitmen bersama pemerintah dan Bulog untuk menjaga ketersediaan bahan pokok serta stabilitas harga di tingkat daerah," kata Harisson.
Di tempat yang sama, Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Kalbar Rasiwan menjelaskan bahwa inisiatif pembangunan tersebut merupakan bagian dari Program Bulog Tahun 2025, yang diarahkan untuk memperkuat sektor pangan di hulu serta meningkatkan posisi tawar petani lokal.
"Pembangunan gudang dan penggilingan padi merupakan bagian dari penugasan pemerintah kepada Bulog untuk memperkuat sektor pangan dari hulu, langsung kepada petani," kata Rasiwan.
Bulog berencana memperluas jangkauan operasional ke seluruh 14 kabupaten/kota di Kalbar, namun empat wilayah ini diprioritaskan karena kebutuhan fasilitas pascapanen dan penyimpanan hasil panen yang dinilai paling mendesak.
Ia menambahkan, kesiapan data dan spesifikasi teknis lahan menjadi faktor penentu agar proses pembangunan dapat dimulai sesuai target waktu.
"Pembangunan fasilitas ini membutuhkan akses jalan yang memadai agar mobil logistik dapat keluar-masuk dengan lancar. Karena waktu terbatas, kami berharap data dan spesifikasi lahan segera disampaikan," tuturnya.
Keempat kabupaten yang menjadi lokasi prioritas telah menyatakan kesiapan penuh dalam mendukung program ini. Kabupaten Sambas telah menyiapkan lahan strategis untuk penggilingan padi, sementara Ketapang menyatakan kesiapannya untuk segera memulai proses pembangunan.
Di Landak, lokasi di wilayah Senakin telah disiapkan dengan dukungan akses jalan yang memadai, dan Bengkayang mengusulkan lokasi di sekitar wilayah Singkawang dengan komitmen memberikan dukungan hibah lahan.
"Dengan langkah strategis ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan Perum Bulog optimistis dapat menjaga stabilitas pasokan dan harga bahan pokok, sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah menjelang akhir tahun dan menghadapi potensi gejolak harga akibat meningkatnya permintaan masyarakat," kata dia.
