Bengkayang (ANTARA) - Kodam XII/Tanjungpura memperkuat kesiapan tempur satuan jajarannya melalui pelaksanaan Latihan Terintegrasi 2025 yang menekankan kemampuan operasi gerilya.
Latihan berlangsung di daerah latihan Bengkayang Komplek, Sungai Raya Kepulauan, Bengkayang, dan menjadi bagian dari upaya peningkatan kapasitas pertahanan darat di wilayah Kalimantan Barat.
"Kita memastikan seluruh rangkaian kegiatan digelar sesuai konsep taktis dan standar operasi yang ditetapkan," ujar Pangdam XII/Tpr, Mayjen TNI Jamallulael, saat mengunjungi pelaksanaan pelatihan, Kamis.
Latihan tersebut katanya, mengedepankan skenario operasi gerilya yang terintegrasi antar satuan, mulai dari penyusupan, taktik mobilitas, penghindaran deteksi, hingga serangan terbatas. Simulasi dilakukan secara berjenjang untuk menguji kemampuan komando, koordinasi, serta ketangguhan prajurit dalam kondisi medan yang variatif.
Ia menegaskan, latihan seperti ini harus dijalankan secara serius karena menjadi momentum menguji kesiapan operasional satuan. Menurut dia, latihan bukan sekadar rutinitas tetapi bagian penting dari proses peningkatan kualitas prajurit agar mampu menghadapi tantangan pertahanan yang kian kompleks.
“Latihan ini harus memberikan gambaran nyata bagaimana operasi gerilya dijalankan secara terintegrasi. Setiap prajurit harus memahami perannya dan memastikan setiap tahapan berjalan sesuai rencana,” kata dia.
Ia juga menekankan bahwa operasi gerilya memiliki posisi strategis dalam sistem pertahanan rakyat semesta. Dalam konteks ancaman modern yang bersifat asimetris maupun nonkonvensional, strategi perang berlarut tetap relevan sebagai salah satu opsi mempertahankan kedaulatan wilayah.
“Operasi gerilya merupakan bagian dari opsi pertahanan terakhir untuk menjaga kedaulatan NKRI. Strategi ini menuntut ketahanan, adaptasi, dan kemampuan mobilitas tinggi dari setiap prajurit,” ujarnya.
Melalui latihan terintegrasi ini, Kodam XII/Tpr berupaya memastikan seluruh satuan memahami pola operasi gerilya secara komprehensif dan mampu menerapkannya dalam situasi nyata. Pendekatan pelatihan berbasis skenario ini sekaligus menjadi sarana evaluasi kemampuan tempur dan koordinasi antarsatuan.
Latihan tersebut dipandang sebagai langkah penting dalam mempertahankan kesiapsiagaan prajurit menghadapi berbagai dinamika ancaman, baik konvensional maupun asimetris. Kodam XII/Tpr menilai peningkatan kemampuan taktis yang relevan dengan kondisi medan Kalimantan Barat akan memperkuat sistem pertahanan regional secara menyeluruh.
