Pontianak (ANTARA Kalbar) - Berada jauh dari pusat keramaian dan dipisahkan laut, namun masyarakat Pulau Lemukutan Kabupaten Bengkayang yang dikelilingi perairan Karimata berusaha keras untuk memperbaiki kesejahteraan hidupnya agar terlepas dari ketertinggalan.

Pulau Lemukutan merupakan salah satu pulau kecil yang memiliki keindahan alam yang masih terjaga dengan baik. Hal itu membuat pemerintah setempat menjadikan pulau tersebut sebagai salah satu pusat konservasi kelautan karena di pantai pulau itu masih terdapat terumbu karang dan potensi laut lainnya yang masih sangat terjaga sampai saat ini.

Pulau ini juga jauh dari ibu kota kecamatan Sungai Raya Kepulauan, yang membutuhkan waktu tempuh perjalanan hingga dua jam lebih dengan menggunakan kapal kelotok. Namun, semangat masyarakat di sana untuk mencapai hidup lebih baik sangat tinggi.

"Meski kami berada jauh dari keramaian, namun kehidupan masyarakat di sini bisa dikatakan sudah sangat mapan. Bisa dilihat sendiri, sebagian besar masyarakat sudah memiliki kendaraan dan sejumlah peralatan elektronik rumah tangga," kata tokoh pemuda masyarakat pulau Lemukutan, Tan Alexander, Senin.

Menurutnya, selama ini masyarakat di pulau tersebut menggantungkan kehidupan dari tiga sektor utama yang menjadi komoditi unggulan pulau tersebut. Di antaranya adalah ikan teri dan sotong kering.

Tan Alexander mengatakan, masyarakat di sana kebanyakan membentuk kelompok nelayan untuk membuat kompon (tempat penangkap ikan yang diletakkan di pinggiran laut). Satu kelompok nelayan terdiri atas delapan hingga 15 orang.

Dalam setiap kali melakukan penangkapan, masyarakat di sana bisa mendapatkan sekitar satu ton ikan teri. Kemudian, masyarakat mengolahnya secara tradisional untuk dikeringkan, sebelum akhirnya dijual kepada para pengepul yang berada di pulau tersebut.

"Satu kilogramnya ikan teri ini kita jual seharga Rp23 ribu. sedangkan untuk cumi kering, kita jual seharga Rp130 ribu," tuturnya.

Dia menyatakan, selain berprofesi sebagai nelayan, masyarakat di sana juga memiliki pekerjaan sambilan, yaitu bertani cengkeh dan kelapa.

Cengkih dan kelapa juga menjadi salah satu komoditi utama di pulau tersebut, karena bertani menjadi sebagai pekerjaan sambilan bagi nelayan, ketika mereka tidak bisa melaut yang diakibatkan oleh kondisi cuaca yang tidak memungkinkan pada musim-musim tertentu.

"Dengan dua bidang pekerjaan ini lah menunjukkan bahwa etos kerja masyarakat di sini sangat tinggi. Sehingga masyarakat juga bertekat untuk terus menyekolahkan anak-anaknya, meski anak-anak harus bersekolah keluar dari pulau ini, karena di pulau ini baru ada sekolah satu atap (SD dan SMP)," tuturnya.

Masyarakat pulau Lemukutan lainnya, Mislan menambahkan, baru-baru ini pemerintah Bengkayang memberikan bantuan kepada masyarakat setempat untuk mengembangkan rumput laut.

"Sekarang masyarakat Lemukutan mendapatkan tambahan pekerjaan baru untuk mengembangkan rumput laut. Untuk proses penanamannya sudah kita lakukan, dan alhamdulillah ini juga cukup menghasilkan bagi masyarakat di sini," katanya.

Mislan mengatakan, dengan banyaknya bantuan yang diberikan pemerintah daerah di pulau tersebut membuat masyarakat disana semakin giat untuk bekerja.

"Karena sudah dibantu, tentu kita akan berupaya keras untuk membantu pemerintah daerah. Kita akan ikut berkontribusi kepada daerah ini melalui komoditi unggulan yang ada di pulau ini," tuturnya.

***2***

(U.pso-171/

(U.pso-171/B/Z004/N005) 03-09-2012 17:12:44

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012