Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dikelola kalangan perempuan di Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat memiliki cara tersendiri untuk mencari sumber penghasilan dan di antaranya dengan memproduksi aneka dodol sehingga hal itu menjadi sumber pendapatan baru di tengah pandemi COVID-19.

“Kami harus kreatif mengolah beragam jenis dodol sebagai alternatif untuk menambah sumber penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan selama masa pandemi COVID-19. Untuk itu kami memproduksi aneka dolol dengan nama Dodol Jadoel yang terbuat dari kacang hijau, pisang, jagung, labu, nanas dan mangrove,” ujar Ketua Kelompok UMKM Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Aprianingrum saat dihubungi di Bengkayang, Selasa.

Pengolahan dodol sebagai produk UMKM di kecamatan Sungai Raya dilakukan lantaran melihat potensi sumber daya alam yang berada di sekitar wilayah tersebut. Salah satu yang utama adalah pisang yang merupakan hasil perkebunan dari petani di wilayah setempat.

Baca juga: Sambas targetkan dodol Desa Bekut tembus pasar internasional

"Produk dodol dipilih karena kita melihat potensi pisang yang melimpah dari petani lokal. Kemudian mengolah pisang-pisang tersebut menjadi olahan dodol yang tentunya menarik dan memiliki daya jual," jelas dia.

Kelompok UMKM perempuan yang terletak di wilayah pesisir Bumi Sebalo ini terdiri dari dua kelompok, setiap kelompok beranggotakan lima orang. Tak tanggung-tanggung, hasil dari olahan tangan kreatif masyarakat lokal tersebut dapat meraup laba hingga Rp10 juta per bulannya.

"Sampai saat ini hasilnya cukup baik. Terutama untuk menambah sumber penghasilan dan perekonomian masyarakat di Dusun Soga, Desa Karimunting, Kecamatan Sungai Raya Kepulauan dan sekitarnya ,” jelas dia.

Saat ini Dodol Jadoel sudah merambah ke berbagai varian rasa sebagai bentuk inovasi dari varian dodol yang awalnya hanya mengandalkan produk olahan pisang. Saat ini sudah ada dodol olahan dari berbagai jenis hasil pertanian masyarakat sekitar seperti labu, nanas, jagung, kacang hijau, durian, buah naga, hingga dodol mangrove.

"Tentu kita bersyukur dengan perkembangan UMKM ini setidaknya dapat meringankan beban ekonomi masyarakat sekitar di masa pandemi seperti saat ini,” kata dia.

Baca juga: Bupati Sambas dukung PKK Tempapan kembangkan produk hilir nanas
Baca juga: Kementan bantu peningkatan produksi dodol nanas KWT Pinus di Sambas
Baca juga: Penjual dodol di Kayong Utara kebanjiran permintaan hingga ratusan juta rupiah

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021