Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan meresmikan Pusat Pengembangan Pertanian Organik Terpadu (PPPOT) yang berada di Desa Kelakar Kecamatan Hulu Gurung wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat.
"Pemerintah daerah sangat mendukung pengembangan pertanian organik tersebut untuk mengembangkan ekonomi masyarakat," kata Fransiskus Diaan, di Putussibau Kapuas Hulu, Jumat.
Disampaikan Fransiskus, pusat pengembangan pertanian organik terpadu itu di Kawasan Pengembangan Agropolitan Hijau Embau (Kapahe) yang dibangun diatas lahan milik pemerintah Desa Kelakar seluas dua hektare untuk menyelaraskan tiga sektor pembangunan yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan.
Menurut dia, yang dikembangkan masyarakat itu lahan bekas pertambangan emas serta ada juga tanaman serai wangi di Desa Landau Kumpang Kecamatan Hulu Gurung.
"Saya apresiasi ada dari pihak Universitas Tanjungpura (Untan) sudah mau mendampingi masyarakat untuk mengelola lahan bekas tambang emas tradisional dari yang tidak dimanfaatkan bisa dimanfaatkan kembali," ucap Fransiskus.
Ia berharap agar kedepannya lahan tersebut bisa bermanfaat dan terus berkembang bagi masyarakat Kelakar
"Pemerintah daerah akan mendukung untuk pengembangan ekonomi masyarakat, nanti pihak desa dan camat bisa koordinasi dengan dinas terkait, seperti apa kedepannya bagaimana hasil dan pemasarannya nanti kita kolaborasi," pesan Fransiskus.
Baca juga: Wamendes PDTT ajak anak muda berdayakan desa melalui pertanian organik
Baca juga: Permintaan bahan pangan organik naik drastis saat pandemi COVID-19
Baca juga: Kelompok tani di Pulau Maya terima sertifikat pertanian organik
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Pemerintah daerah sangat mendukung pengembangan pertanian organik tersebut untuk mengembangkan ekonomi masyarakat," kata Fransiskus Diaan, di Putussibau Kapuas Hulu, Jumat.
Disampaikan Fransiskus, pusat pengembangan pertanian organik terpadu itu di Kawasan Pengembangan Agropolitan Hijau Embau (Kapahe) yang dibangun diatas lahan milik pemerintah Desa Kelakar seluas dua hektare untuk menyelaraskan tiga sektor pembangunan yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan.
Menurut dia, yang dikembangkan masyarakat itu lahan bekas pertambangan emas serta ada juga tanaman serai wangi di Desa Landau Kumpang Kecamatan Hulu Gurung.
"Saya apresiasi ada dari pihak Universitas Tanjungpura (Untan) sudah mau mendampingi masyarakat untuk mengelola lahan bekas tambang emas tradisional dari yang tidak dimanfaatkan bisa dimanfaatkan kembali," ucap Fransiskus.
Ia berharap agar kedepannya lahan tersebut bisa bermanfaat dan terus berkembang bagi masyarakat Kelakar
"Pemerintah daerah akan mendukung untuk pengembangan ekonomi masyarakat, nanti pihak desa dan camat bisa koordinasi dengan dinas terkait, seperti apa kedepannya bagaimana hasil dan pemasarannya nanti kita kolaborasi," pesan Fransiskus.
Baca juga: Wamendes PDTT ajak anak muda berdayakan desa melalui pertanian organik
Baca juga: Permintaan bahan pangan organik naik drastis saat pandemi COVID-19
Baca juga: Kelompok tani di Pulau Maya terima sertifikat pertanian organik
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021