Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 1206 Putussibau Letkol Inf Sri Widodo memerintah Babinsa untuk turut serta membantu pihak Puskesmas dalam upaya penanganan dan pencegahan sebaran Demam berdarah dengue (DBD).
"Babinsa ujung tombak di lapangan mesti turut serta dalam mengatasi kasus DBD di wilayahnya masing-masing," kata Letkol Inf Sri Widodo, di Putussibau Kapuas Hulu, Jumat.
Disampaikan Widodo, pencegahan yang bisa dilakukan seperti dengan melakukan pengasapan atau fogging serta memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat dan bersih.
Menurutnya, dalam mengatasi kasus DBD di Kapuas Hulu perlu kerja sama semua pihak terlebih lagi kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Oleh karena itu, Widodo memerintah seluruh jajaran koramil dan babinsa agar bersama-sama pihak kepolisian, kecamatan dan Puskesmas melakukan upaya pencegahan di tengah lingkungan masyarakat.
Diketahui kasus DBD Kapuas Hulu tersebar di 13 kecamatan dari 23 kecamatan di wilayah Kapuas Hulu dengan jumlah kasus sebanyak 85 kasus.
Ada pun sebaran DBB di 13 kecamatan yaitu Kecamatan Putussibau Utara delapan kasus, Putussibau Selatan 15 kasus, Kalis dua kasus, Bunut Hulu 10 kasus, Boyan Tanjung tiga kasus, Pengkadan empat kasus, Hulu Gurung satu, Seberuang 18 kasus, Semitau enam kasus, Embaloh Hulu lima kasus, Batang Lupar enam kasus, Badau satu kasus dan Kecamatan Empanang enam kasus.
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kapuas Hulu Kastono mengajak masyarakat juga berperan aktif dalam upaya pencegahan penyebaran kasus DBD di Kapuas Hulu.
Dia mengatakan pengasapan atau fogging sifatnya hanya sementara, namun yang terpenting itu menjaga kebersihan lingkungan seperti melakukan pencegahan DBD dengan gerakan 3M plus yaitu menguras,menutup dan mengubur benda-benda yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Selain itu, Kastono mengingatkan kepada masyarakat untuk segera membawa diri, keluarga atau anak apabila ada gejala demam panas yang tidak turun.
"Jika ada gejala demam panas tinggi perlu segera penanganan agar diketahui lebih awal apakah itu DBD atau demam biasa, jangan terlambat mendapatkan penanganan medis," pesan Kastono.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Babinsa ujung tombak di lapangan mesti turut serta dalam mengatasi kasus DBD di wilayahnya masing-masing," kata Letkol Inf Sri Widodo, di Putussibau Kapuas Hulu, Jumat.
Disampaikan Widodo, pencegahan yang bisa dilakukan seperti dengan melakukan pengasapan atau fogging serta memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat dan bersih.
Menurutnya, dalam mengatasi kasus DBD di Kapuas Hulu perlu kerja sama semua pihak terlebih lagi kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Oleh karena itu, Widodo memerintah seluruh jajaran koramil dan babinsa agar bersama-sama pihak kepolisian, kecamatan dan Puskesmas melakukan upaya pencegahan di tengah lingkungan masyarakat.
Diketahui kasus DBD Kapuas Hulu tersebar di 13 kecamatan dari 23 kecamatan di wilayah Kapuas Hulu dengan jumlah kasus sebanyak 85 kasus.
Ada pun sebaran DBB di 13 kecamatan yaitu Kecamatan Putussibau Utara delapan kasus, Putussibau Selatan 15 kasus, Kalis dua kasus, Bunut Hulu 10 kasus, Boyan Tanjung tiga kasus, Pengkadan empat kasus, Hulu Gurung satu, Seberuang 18 kasus, Semitau enam kasus, Embaloh Hulu lima kasus, Batang Lupar enam kasus, Badau satu kasus dan Kecamatan Empanang enam kasus.
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kapuas Hulu Kastono mengajak masyarakat juga berperan aktif dalam upaya pencegahan penyebaran kasus DBD di Kapuas Hulu.
Dia mengatakan pengasapan atau fogging sifatnya hanya sementara, namun yang terpenting itu menjaga kebersihan lingkungan seperti melakukan pencegahan DBD dengan gerakan 3M plus yaitu menguras,menutup dan mengubur benda-benda yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Selain itu, Kastono mengingatkan kepada masyarakat untuk segera membawa diri, keluarga atau anak apabila ada gejala demam panas yang tidak turun.
"Jika ada gejala demam panas tinggi perlu segera penanganan agar diketahui lebih awal apakah itu DBD atau demam biasa, jangan terlambat mendapatkan penanganan medis," pesan Kastono.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023