Rumbia, Sultra (ANTARA Kalbar) - Lembaga Adat Moronene (LAM) Tokotua menolak rencana Pemerintah Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara yang akan mementaskan Tarian Lumense secara massal.
Tarian itu akan dipentaskan dalam rangka menyambut kehadiran Gubernur Nur Alam, di Kelurahan Dongkala Kecamatan Kabaena Timur, (1/5) mendatang.
Pengurus LAM Tokotua, Sahrul di Rumbia, Ibukota Bombana, Jumat, mengatakan unsur masyarakat yang terdiri dari lembaga mahasiswa dan tokoh adat, menolak rencana Pemkab Bombana untuk mengolosalkan tarian lumense karena dinilai eksploitatif.
Menjadikan tarian Lumense sebagai tarian kolosal merupakan bentuk eksploitasi seni tradisi untuk kepentingan politik, kata Sahrul.
Menurut dia jika seni tradisi dieksploitasi, maka pembinaan dan pelestarian budaya akan hilang, sebab tarian yang dipercaya sebagai penyembuh oleh masyarakat Kabaena itu, hanya akan ditampilkan secara besar-besaran ketika pejabat berkunjung.
Kegiatan kunjungan itu kan bersifat lokal dan yang akan hadir juga adalah pejabat politik, sehingga akan lebih bernuansa eksploitatif ketimbang pembinaan, ujar Sahrul.
Di Wakatobi lanjut Sahrul pernah diselenggarakan kegiatan bertaraf internasional, tetapi oleh pemerintah dan masyarakat di daerah itu tidak tidak menggelar tari Lariangi massal.
Sama halnya di Kabupaten Muna, yang kini sedang berlangsung kegiatan perayaan ulang tahun Sultra ke-48, ujarnya Sahrul membandingkan dengan apa yang direncanakan oleh Pemkab Bombana untuk menggelar tari lumense secara massal.
Beberapa kabupaten tersebut tidak menggelar seni tarinya secara massal, karena memahami dan menghargai seni tradisional yang harus dilestarikan, sebab memiliki nilai dan unsur yang tidak bisa dihilangkan.
Apalagi jika kegiatan itu lebih bernuansa politik, katanya.
Kegiatan yang bernuansa politik kata Sahrul bukan bentuk pembinaan, melainkan menguras dana masyarakat karena mulai dari pengadaan busana hingga transportasi dan akomodasinya tidak ditanggung oleh pemerintah, melainkan oleh masyarakat itu sendiri.
Oleh karena itu lanjut Sahrul, kalaupun tari Lumense dilakukan secara massal, idealnya jika dilakukan di luar Pulau Kabaena, sehingga tarian tersebut menggugah perhatian masyarakat dunia untuk berwisata di pulau religius itu.
(A056)
Tokoh Adat Tolak Tarian Lumense Dieksploitasi
Sabtu, 28 April 2012 4:46 WIB
Menjadikan tarian Lumense sebagai tarian kolosal merupakan bentuk eksploitasi seni tradisi untuk kepentingan politik.