Banjarmasin (ANTARA Kalbar) - Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 Koordinator Wilayah 08 Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Kalimantan Selatan menemukan sebatang pohon raksasa di dalam hutan primer.
Mayor Sus Komaruddin, perwira sejarah TNI AU bersama para peneliti dan perwira lainnya yang tergabung dalam tim tersebut mengatakan hal tersebut kepada sejumlah wartawan yang tergabung dalam jurnalis pena hijau, di lokasi pos Kotis Desa Murung B Kecamatan Hantakan, HST, Sabtu.
Peneliti flora dan fauna yang ikut dalam tim, antara lain Dr.Ir. Abdul Haris Mustari, M.Sc., dosen Fakultas Kehutanan IPB, serta Kukuh Indrakusuma peneliti fauna dari UGM.
Kayu raksasa tersebut jenis meranti putih yang disebut oleh penduduk setempat sebagai pohon damar hirang dengan panjang keliling batang sekitar 13 meter dan garis tengah 3 meter.
Ditaksir pohon tersebut berusia ratusan tahun berada di hutan yang masih lebat di daerah Desa Kiyo Pegunungan Meratus.
Dalam penjelajahan tersebut tim masih banyak menemukan hutan alam yang masih asli dengan hutan yang lebat yang terdapat begitu banyak kayu jenis meranti ukuran besar.
Juga ditemukan jenis kayu Angih, Seluang Air, Agathis (Mampiring).
Selain itu, ditemukan banyak flora dan fauna spesifik setempat, yang keseluruhan tercatat 72 temuan dalam tim tersebut.
Menurut para tim ini, temuan-temuan selama penjelajahan dan penelitian ini akan dicatat kemudian dibukukan sebagai bentuk hasil tim yang akan dipublikasikan setidaknya untuk menanamkan kecintaan terhadap alam lingkungan Indonesia.
Sebanyak 72 temuan tersebut, 50 di antaranya adalah bidang fauna, 18 temuan bidang flora, dan empat temuan bidang kehutanan.
Tim Ekspedisi Khatulistiwa HST diarahkan pada pendataan dan penelitian tentang kerusakan hutan, geologi, kekayaan flora dan fauna, sosial budaya, serta pendataan potensi bencana.
Bidang sosial ditujukan pada kegiatan bakti sosial, sosilisasi tentang pelestarian alam dan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk sama-sama mengadakan reboisasi atau penghijauian, serta meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kekayaan alam.
(H005)