London (ANTARA Kalbar) - Indonesia menawarkan investasi minyak kelapa sawit berkelanjutan kepada pengusaha Jerman dalam diskusi yang dihadiri wakil Kementerian Pertanian, Pangan dan Perlindungan Konsumen Jerman.
Hal itu dilakukan dalam "Roundtable Discussion on Indonesian Sustainable Palm Oil" yang diadakan KBRI Berlin dan Kementerian Pertanian RI, ujar Counsellor Pensosbud KBRI Berlin, Ayodhia GL Kalake kepada ANTARA London, Kamis.
Tampil sebagai pembicara dalam diskusi M. Fadhil Hassan, dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, Darwin dari PT. Wilmar, Endang Gumbira Sa'id dari Dewan Kelapa Sawit Indonesia, Dr. Rosediana dari Indonesian Sustainable Palm Oil Commision, dengan moderator Paulus Tjakrawan, Sekjen Asosiasi Produser Biodisel Indonesia.
M Fadhil Hassan yang tampil pada sesi pertama membahas pembangunan industri minyak kelapa sawit Indonesia. Dikatakannya bahwa kelapa sawit memegang peranan yang cukup penting dalam ekonomi Indonesia.
Pada tahun 2011, produksi minyak sawit Indonesia mencapai sekitar 23,5 juta ton dan volume ekspor Crude Palm Oil (CPO) mencapai 16.5 juta ton atau setara 19.7 juta dollar AS.
Industri dibidang ini juga dapat menciptakan lapangan kerja bagi sekitar empat juta orang. Disamping itu, minyak kelapa sawit juga mempunyai potensi sebagai energi terbarukan.
Biodiesel dari minyak kelapa sawit memenuhi persyaratan Renewable Energy Directive di Eropa.
Hal ini diungkapkan Darwin dari PT. Wilmar yang membahas daya saing Biodiesel dari minyak kelapa sawit sebagai salah satu alternatif energi terbarukan.
Berbagai kalangan tampak antusias memenuhi undangan untuk melakukan diskusi yang membahas berbagai aspek tentang kelapa sawit.
Minyak kelapa sawit juga termasuk yang dapat dikonsumsi sebagaimana ditetapkan Codex Alimentarius. Minyak kelapa sawit juga mengandung level vitamin A dan toco trienol yang sangat baik, selain nutrisi lainnya. Namun demikian teknologi pengolahan minyak kelapa sawit masih harus dikembangkan untuk menjamin keselamatan pengguna.
Demikian disampaikan Endang Gumbira Sa¿id dari Dewan Kelapa Sawit Indonesia yang membahas aspek teknologi dan kesehatan minyak kelapa sawit.
Sedangkan Dr. Rosediana Suharto dari Indonesian Sustainable Palm Oil Commision menjelaskan berbagai upaya yang dapat dilakukan Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Untuk itu, dilakukan pengelolaan lahan gambut yang berkelanjutan, pengurangan tingkat deforestasi dan degradasi lahan, meningkatkan efisiensi energi maupun pengembangan sumber energi alternatif dan terbarukan.
(H-ZG)
Pengusaha Jerman Ditawari Investasi Sawit Berkelanjutan
Kamis, 31 Mei 2012 9:52 WIB