Denpasar (ANTARA Kalbar) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono dan Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyaksikan pawai kendaraan hias dalam rangka Pesta Kebudayaan Bali ke-34, Minggu.
Presiden juga didampingi beserta sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II.
Pawai kendaraan hias tersebut diikuti oleh 18 peserta yang berasal dari kelompok kesenian perguruan tinggi, kelompok kesenian yang mewakili kabupaten atau kota serta kelompok kesenian dari instansi yang peduli terhadap perkembangan seni budaya di Bali.
Presiden melepas peserta pawai dari panggung kehormatan yang berada di salah satu jalan di seputar Monumen Perjuangan Rakyat Bali.
Yang menarik, peserta pawai tidak hanya berasal dari adat Bali namun dari daerah lainnya. Ikatan Keluarga Maluku, Ikatan Keluarga Etnis Batak, Kota Mataram dan Pemuda Agama Konghucu Bio juga akan menunjukkan kesenian mereka.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam sambutannya mengatakan Pesta Kesenian Bali merupakan salah satu upaya untuk menunjukkan kekayaan budaya di Bali sekaligus upaya mengembangkan dan melestarikannya.
"Dinamika dalam kebersamaan sesuai tema, pawai ini menggambarkan dinamika dan perkembangan kesenian Bali dan juga kesenian nusantara," katanya.
Mangku Pastika mengatakan, sembilan kontingen dari kabupaten/kota di Bali akan menjadi tulang punggung pawai didukung kontingen kesenian lainnya.
Gubernur menambahkan dalam tahun ini inovasi dalam pawai dilakukan atraksi budaya di atas kendaraan hias sehingga masyarakat bisa menyaksikan tarian dan atraksi budaya.
Presiden membuka pawai dengan membunyikan instrumen musik pertanian "Okokan" didampingi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari E Pangestu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh.
Pawai dibuka oleh penampilan mahasiswa Institut Seni Indonesia Denpasar dengan tema Adi Mredangga yaitu barungan musik prosesi yang terdiri atas berbagai instrumen dalam jumlah besar.
Musik ini didominasi oleh isntrumen-instrumen perkusi seperti kendang, cengceng, reyong,ponggang, gong, kempur serta instrumen tiuo seperti suling dan preret.
Diciptakan pada 1984 oleh Akademi Seni Tari Indonesia Denpasar memadukan ide musikal dari gamelan Balaganjur dan diperkaya gamelan lainnya.
Sementara di atas kendaraan hias dipagelarkan tari Siwa Natharaja yang menggambarkan manifestasi Dewa Siwa sebagai penari tertinggi yang menciptakan dunia lewat tari.
Selanjutnya pawai dilanjutkan oleh masing-masing kontingen kesenian Kebupaten Jemberana, Kabupaten Karangasem, Kota Mataram, Kabupaten Buleleng, Kota Denpasar, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Gianyar, Ikatan Keluarga Maluku Bali, Kabupaten Badung, Kabupaten Bangli.
Pawai selanjutnya ditampilkan oleh partisipasi ikatan keluarga etnis Batak, Kabupaten Klungkung, Universitas Hindu Indonesia, Institut Hindu Dharma Negeru Denpasar, SMA Negeri 6 Denpasar dan Universitas Warmadewa, Universitas Udayana dan Pemuda Agama Konghucu Bio Denpasar.
Pada Minggu malam, Presiden dijadwalkan membuka Pesta Kesenian Bali di Pusat Kesenian Bali Ardha Candra dengan pagelaran oratorium Purusadha Santa.
(P008)