Jakarta (ANTARA Kalbar) - Forum Pengembangan Perkebunan Strategis Berkelanjutan (FP2SB) mengungkapkan konflik-konflik yang melibatkan perkebunan cenderung meningkat bahkan ke depan diprediksi kian naik.
Ketua FP2SB Achmad Mangga Barani di Jakarta, Kamis mengatakan pada tahun 2007 terjadi konflik perkebunan yang mencapai 475 kasus dan hanya 123 kasus yang terselesaikan.
Sementara itu, lanjut dia, pada tahun 2011 konflik tersebut mengalami peningkatan hingga menjadi 822 kasus, sedangkan yang dapat diselesaikan justru menurun yakni 49 kasus.
"Konflik tersebut tidak hanya antara perusahaan perkebunan dan masyarakat, tetapi juga dengan perusahaan di sektor lain seperti pertambangan dan kehutanan maupun pemerintah," katanya.