Pontianak (ANTARA Kalbar) - Prakirawan BMKG Supadio Pontianak, Sutikno menyatakan hujan es yang terjadi di kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya, masih ada kemungkinan terjadi pada beberapa hari ke depan.
"Untuk itu saya mengimbau agar masyarakat berhati-hati saat terjadi hujan, agar tidak terkena bongkahan es yang bisa saja terjadi bersamaan turunnya hujan, " katanya.
Sutikno menjelaskan, hujan es tersebut terjadi melalui kondensasi uap air terlewat dingin di atmosfer pada lapisan udara di atas level pembekuan.
Menurut dia, es yang terjadi dengan proses ini biasanya berukuran besar. Namun saat turun, dengan melewati suhu relatif hangat, sebagian di antaranya mencair dan sebagian lagi tidak mencair.
Hujan es seperti itu, lanjutnya, tidak hanya terjadi di negara subtropis, tapi bisa juga terjadi di daerah ekuator.
"Proses lain yang dapat menyebabkan hujan adalah riming, dimana uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang mendadak maka terjadilah es dengan ukuran yang besar," katanya menjelaskan.
Sementara itu, lanjutnya, hujan es disertai puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) dekat dengan permukaan bumi, dapat juga berasal dari multi sel awan dan pertumbuhannya secara vertikal dengan luasan area horizontalnya sekitar tiga hingga lima kilometer dan kejadiannya singkat berkisar antara 3-5 menit atau bisa juga 10 menit tapi jarang.
"Jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat lokal dan tidak merata, jenis awan berlapis lapis ini menjulang ke arah vertikal sampai dengan ketinggian 30.000 feet lebih. Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut awan Cumulo Nimbus," tuturnya.
(pso-171)