Gianyar (ANTARA Kalbar) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Sutardjo mengatakan, Indonesia sudah tidak akan lagi mengimpor garam untuk konsumsi karena produksi komoditas itu pada tahun 2012 sudah melebihi kebutuhan.
"Produksi garam tahun ini adalah 2,3 juta ton, yang berasal dari hasil tambak kelompok petani binaan, petani garam lainnya dan dari PT Garam (Persero)," kata Sharif usai melakukan panen lele dan penyerahan bantuan di Kabupaten Gianyar, Sabtu.
Sejak tahun lalu Kementerian terus membina para petani garam dengan dana dari Pemberdayaan Usaha Mina Pedesaan (PUMP), dimana setiap kelompok mendapatkan alokasi Rp50 juta. Luas lahan tambak garam yang menjadi binaan seluas 10.000 hektare.
Sedangkan pada 2012, jumlah kelompok yang dibina dua kali lipat dari tahun lalu dengan luas lahan 16.000 hektare. Apabila setiap satu hektare lahan rata-rata produksinya 80 ton maka diperoleh perhitungan hasil garam sebanyak 1,4 juta ton.
"Jika ditambah hasil produksi garam petani yang tidak dibina oleh kami yang luas lahannya sekitar 10.000 hektare, maka menjadi 1,9 juta ton," ujarnya.
Produksi dari petani garam dari petani bukan binaan itu sekitar 500 ribu ton. Perhitungannya adalah jika rata-rata satu hekatre sekitar 50 ton maka hasilnya adalah sebanyak jumlah tersebut.
Sharif mengatakan, jumlah produksi sebanyak 1,9 juta ton itu ditambah dengan hasil dari PT Garam yang memiliki luas lahan 5.000 hektare. Jika dikalikan dengan rata-rata per hektare sebanyak 80 ton maka terdapat tambahan 400 ribu ton.
"Sehingga jika dijumlahkan seluruhnya dari ketiga aspek itu maka jumlah produksi garam menjadi 2,3 juta ton dan itu sudah melebihi kebtuhan akan garam di Tanah Air," katanya.
(IGT)
RI Tak Lagi Impor Garam Konsumsi
Sabtu, 13 Oktober 2012 14:25 WIB