Sungai Raya (ANTARA Kalbar) - Coriani Anggelina (9) siswi kelas empat Sekolah Dasar Negeri (SDN) 07 Batu Ampar mampu mengharumkan nama Kabupaten Kubu Raya dan Kalimantan Barat dalam ajang cipta puisi yang diadakan di Istana Kepresidenan Cipanas, pada 8 Oktober lalu.
"Ide buat puisinya waktu ada perpisahan siswa kelas enam, yang menampilkan tarian Zapin," kata Coriani Anggelina ketika berada di Kantor Bupati Kubu Raya untuk menerima penghargaan dari Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan dalam rangkaian kegiatan peringatan Hari Sumpah Pemuda, Senin.
Cori panggilan Coriana Anggelina, merupakan satu-satunya pelajar asal Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Kubu Raya yang mewakili Kalimantan Barat dalam ajang Piala Presiden yang diadakan setiap tahun. Selain menjadi wakil Kalbar, ia juga mampu membuktikan dirinya dengan menyabet juara satu dengan mengalahkan 33 peserta dari 33 provinsi se-Indonesia.
Dalam ajang cipta puisi, Cori mengambil tema kebudayaan. Judul puisi yang dibawakan dan yang diciptakannya adalah Zapin yang hampir mati. Di dalam puisinya, ia menceritakan kondisi tarian Zapin dari Etnis Melayu yang hampir punah dimakan waktu.
Puisi Zapin yang hampir mati itu bukan datang secara tiba-tiba. Cori mendapatkan ide untuk membuat puisi itu ketika melihat di lingkungannya yang kebanyakan warga Melayu. Meski banyak warga Melayu, namun untuk menemukan tarian Zapin sungguh-sungguh sangat susah ditemukan.
Berangkat dari keprihatinan itulah, ia mencoba membuat sebuah puisi yang menceritakan nyaris punahnya tarian Zapin, dengan harapan tarian tersebut dapat kembali dibudayakan, dikembangkan, dan terus dipertahankan.
Bagi Cori, untuk membuat puisi berjudul tarian zapin yang hampir mati membutuhkan waktu yang cukup lama. Merangkai satu kalimat demi satu kalimat, dan terus mendapatkan bimbingan dari pendamping adalah kerja keras yang harus dilakukan. Dimana hasilnya, puisi yang diciptakannya mampu bersaing dengan 33 puisi dari 33 provinsi dan mengantarkannya untuk berjabat tangan dengan orang nomor satu di negeri ini, yakni Presiden RI.
Meski ia telah mampu membuktikan diri sebagai anak kampung yang berprestasi di tingkat nasional. Namun selama tiga hari mengikuti perlombaan cipta puisi ia merasa pesimistis akan mampu membawa juara ke kampung halaman, lantaran dari 33 peserta yang mengikuti perlombaan semuanya memiliki kualitas yang baik dan rata-rata seniornya.
"Awalnya tidak yakin bisa dapat juara, soalnya semuanya sudah kelas lima dan enam. Dan Cori satu-satunya peserta dari kelas empat," tuturnya.
Kebanggaan orang tua
Meskipun peserta lainnya memiliki kualitas yang mumpuni Cori mampu membuktikan dirinya menjadi peserta terbaik.
"Dukungan dan motivasi dari orang tua dan guru yang buat Cori berhasil. Selain itu, menyiapkan diri dengan terus belajar kunci menjadi pemenang," kata pelajar yang bercita-cita menjadi apoteker yang mendunia itu.
Anak pasangan Akhoi dan Endang Triayana itu mengaku sangat senang dan bangga karena telah mampu mengukir prestasi di kancah nasional. Karena telah mampu kebanggakan orang tua, sekolah, Kabupaten Kubu Raya dan Kalimantan Barat.
Ayah Cori, Akhoi mengaku bangga dengan prestasi yang diraih anaknya itu. Baginya apa yang diraih putrinya itu telah membanggakan orang tua, dan Kabupaten Kubu Raya di ajang nasional.
Apalagi prestasi yang diraih adalah kegiatan tahunan yang diselenggarakan Presiden RI. "Mudah-mudahan Cori terus mengukir prestasi," harapnya.
Pelatih Cipta Puisi sekaligus guru Coriani Anggelina, Fergin Aqurius menyatakan jika Cori memang merupakan siswi yang memiliki banyak talenta. Selain berprestasi di non akademis, Cori juga bintang sekolah yang selalu mendapatkan juara satu.
Dan apa yang diraih di Jakarta merupakan prestasi pertama. "Kami bangga memiliki Cori," katanya.
Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan mengatakan sangat mengapresiasi prestasi yang diraih Coriani Anggelina. Prestasi yang diraih Cori merupakan bukti pelajar pelosok yang berprestasi tinggi dan mampu menyaingi pelajar-pelajar kota.
"Tinggal di Pelosok bukan menjadi barometer prestasi," katanya.
Apa yang diraih Cori, tentu akan menjadi inspirasi pelajar, bukan hanya pelajar di Kabupaten Kubu Raya akan tetapi pelajar di Kalbar dan Indonesia. Dengan demikian, para guru akan terus giat meningkatkan mutu pendidikan dan potensi anak didiknya untuk meraih prestasi setinggi mungkin.
Muda berjanji selain memberikan penghargaan kepada Cori, ke depan pihaknya akan merumuskan untuk memberikan penghargaan kepada Cori. Tidak menutup kemungkinan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya akan memberikan beasiswa untuk pendidikan yang lebih tinggi.
"Mudah-mudahan pelajar kita dapat termotivasi dengan prestasi yang diraih Cori," kata Muda.
Dia Muda berharap pelajar di Kabupaten Kubu Raya dapat mencontoh prestasi yang diraih Cori, dengan memiliki karakter yang tangguh, kuat dan memiliki impian besar serta mendunia tentu bukan hal yang mustahil untuk meraih prestasi yang diinginkan. Bukannya prestasi yang bersifat negatif seperti yang sering terjadi dengan pelajar-pelajar Indonesia.
"Pelajar yang berprestasi bukanlah pelajar yang jagoan berkelahi, akan tetapi pelajar yang berprestasi di bidang keilmuan atau lainnya yang bersifat positif," tuturnya.
Untuk meningkatkan prestasi pelajar di Kabupaten Kubu Raya, Muda pun berharap pihak sekolah dapat memberikan ruang aktualisasi untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi anak didik. Dengan demikian, maka potensi anak didik dapat digali dan akan berdampak pada prestasi yang membanggakan.
(pso-171)