Jakarta (ANTARA Kalbar) - Pebisnis pemula (start-up business)
di bidang teknologi informasi tidak dapat lagi hanya mengandalkan
mantra "luncurkan dan pelajari" ketika mengembangkan produk-produk atau
aplikasinya.
Desainer Google Venture Design Studio, Braden
Kowitz, mengatakan mantra itu merupakan pendekatan yang salah dan
menyarankan tujuh strategi bagi pebisnis pemula sehingga lebih menghemat
waktu.
"Dari proses membantu sejumlah tim dalam mengembangkan
produk mereka secara terus menerus, kami mengumpulkan metode-metode
pembelajaran yang murah, cepat, dan sempurna bagi startup," sebut Kowitz.
Berikut tujuh strategi yang disarankan Kowitz bagi pebisnis pemula situs Internet, seperti dilansir GigaOM:
1. Tampilan yang dapat di-click.
Para tim pengembang aplikasi seringkali membangun tampilan antar muka
aplikasi uji-coba yang menyerupai tamplian aslinya untuk mendapatkan
umpan balik dari calon pengguna.
Kowitz mengatakan tim masih akan
memperoleh umpan balik dari calon pengguna manakala menawarkan tampilan
antarmuka sederhana dengan ruang-ruang yang dapat di-click.
"Kadang-kadang, saya melihat pengguna tertarik dengan ruang click sebagaimana produk aslinya. Hal ini akan membantu untuk tahu berhasil-tidaknya desain yang dikembangkan," kata Kowitz.
2. Wawancara pengguna. Pengumpulan data melalui wawancara kepada calon pengguna bertujuan memperbaiki masalah pada produk.
"Setiap orang bakal bilang wawancara pengguna adalah hal bagus, masalahnya adalah tak mudah membangun kebiasaan," kata Kowitz.
3.
Pintu palsu. Pengembang situs Internet dapat dengan cepat melihat
apakah pengguna akan terikat dengan fitur baru mereka dengan meluncurkan
hanya dengan sebagian isi situs.
"Kalau kita lihat sebagian
besar pengunjung memencet tombil akses, kita jadi yakin akan arah yang
sudah kita buat dan mengembangkan fitur sisanya," katanya.
Kowitz memberi contoh situs CustomMade yang hanya menampilkan satu tombol di layar pengguna.
4.
Pengintaian. Seringkali para pengembang mengajukan asumsi-asumsi
tentang pesaing mereka. Jika asumsi yang dilontarkan salah, mereka akan
berakhir dengan salinan fungsi-fungsi yang sebenarnya tidak dibutuhkan
pengguna.
"Para pengguna memakai produk dan segera tahu fitur yang disukai, yang tidak berguna, diabaikan, atau dibenci," katanya.
5. Survei. Kegiatan survei diarahkan sedekat mungkin dengan perilaku pengguna yang akan diuji.
"Misalnya, beri pertanyaan dengan kotak survei pop-up kecil," sebut Kowitz.
6. Ciptakan prototipe dengan data asli. Tampilan yang dapat di-click merupakan langkah pertama bagus, tapi pengembang perlu membangun contoh asli yang mengintegrasikan data aktual.
Kowitz mengatakan situs itu mungkin penuh dengan bug dan tidak mempunyai fitur-fitur, tapi cukup untuk mendapatkan umpan balik dari pengguna.
7.
Kunjungan lokasi. Desainer sejumlah layanan Google itu mengatakan
kunjungan lokasi para pengguna memakai suatu situs akan membawa pada
pemahaman bagaimana mereka menggunakan situs itu.
Kowitz memberi
contoh kunjungan ke pusat onkologi untuk melihat bagaimana dokter
menggunakan laporan ketika akan mengembangkan situs kesehatan.
"Kami
sangat terkejut ketika mendapati laporan medis yang telah kami desain
dengan susah sering diterima melalui fax...Sangat mudah untuk
memperbaikinya, ini hanya bisa didapat lewat kunjungan langsung,"
katanya.
(I026)
Tujuh Strategi Kembangkan Bisnis Situs Online
Rabu, 21 November 2012 9:10 WIB