Singkawang (ANTARA Kalbar) - Deputi Advokasi, Pergerakan dan Informasi BKKBN Pusat, Hardianto mengatakan tingginya angka kematian ibu saat kelahiran membuat indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia masih rendah.
"Saat ini, dalam 100 ribu kelahiran, terjadi 228 kasus kematian ibu di Indonesia," kata Hardiyanto saat "Grebeg Pasar 2012" Provinsi Kalbar di Singkawang, Minggu.
Menurut dia, angka tersebut jauh lebih tinggi dibanding Malaysia (68 kasus kematian), Thailand (78 kasus kematian) atau Filipina (170 kasus kematian).
Ia melanjutkan, penyebab kematian tersebut banyak sebab, namun di antaranya berkaitan dengan mengapa program KB berperan penting.
"Ada empat hal yang membuat kelahiran menjadi berisiko," kata dia.
Keempat hal itu yakni terlalu muda untuk hamil dan melahirkan, terlalu tua untuk hamil dan melahirkan. Terlalu sering dan terlalu rapat untuk hamil dan melahirkan.
"Faktor pemicu ini yang harus diperhatikan agar risiko kematian menjadi rendah," ujar dia.
Ia menambahkan, penduduk Indonesia menempati posisi empat besar dalam hal jumlah di dunia.
Setiap tahun, laju pertumbuhan penduduk mencapai 1,49 persen. "Artinya, setiap tahun ada 3,5 juta sampai 4 juta jiwa penduduk Indonesia bertambah," ungkapnya.
Jumlah tersebut setara dengan Negara Singapura. Namun, ia mengingatkan, dari segi kualitas jumlah penduduk yang bertambah itu harus diperhatikan.
(T011)
Deputi Advokasi BKKBN: Kematian Ibu Tinggi Tekan IPM Indonesia
Minggu, 9 Desember 2012 14:11 WIB