London (Antara Kalbar) - Enam perusahaan teknologi informasi (TI) dari Indonesia turut memeriahkan pameran industri digital terbesar di dunia, CeBIT, di Hannover, Jerman, 5-9 Maret.
"Tahun 2013 merupakan tahun kebangkitan industri teknologi informasi (TI) Indonesia," kata Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi di Hannover, Sabtu.
Hal itu disampaikannya ketika berkunjung ke pameran industri digital internasional yang mendapat dukungan dari KBRI Brussel dan Kementerian Perindustrian RI itu.
Dubes Duta Besar RI di Brussel Arif Havas Oegroseno kepada Antara London mengharapkan dukungan KBRI Brussel dan Kementerian Perindustrian RI terhadap enam perusahaan teknologi informasi Indonesia yang berpartisipasi dalam CeBIT dapat membuka jalan ke pasar global serta menciptakan citra positif Indonesia.
Pembukaan CeBIT 2013 diresmikan PM Jerman Angela Merkel dan PM Polandia Donald Tusk. Pada tahun 2013, CeBIT memiliki tema utama "Shareconomy" (berbagi penggunaan data, pengetahuan, sumber daya dan infrastruktur).
Tercatat 4.100 perusahaan dari 70 negara yang berpartisipasi dalam CeBIT 2013, termasuk dari Indonesia. Tahun ini, CeBIT juga akan fokus pada perusahaan-perusahaan muda.
Lebih dari 200 international startups hadir di Hannover untuk mempresentasikan ide kreatif dan model bisnis masa depan. Tercatat sejumlah 312.000 pengunjung dari 110 negara hadir pada CeBIT tahun lalu. Jumlah tersebut diharapkan meningkat tahun ini.
CeBIT menampilkan berbagai produk teknologi komunikasi dan informasi (Information and Communication Technology/ICT) dalam kategori-kategori CeBITpro (Business Operator), CeBITgov (ICT sektor publik), CeBITlab (produk inovasi terbaru di bidang ICT), dan CeBITlife (ICT untuk gaya hidup).
KBRI Brussel bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kerjasama Industri Internasional Kementerian Perindustrian RI berpartisipasi dalam CeBITdengan mengikutsertakan enam perusahaan TI dari Indonesia.
Keenam perusahaan tersebut adalah PT Abyor International (SAP Partner); Bataviasoft - perusahaan dalam bidang software development yang berlokasi di Amsterdam dan Jakarta, Gammatechno Indonesia, Masvent, Pesona Edukasi (Amazing Edu) dan Bandung Techno Park.
"Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk meraih berbagai proyek TI dari luar negeri. Peluang outsourcing ini perlu diambil oleh perusahaan-perusahaan TI di Indonesia, karena kita mampu bersaing untuk itu," kata Direktur Utama PT Abyor International, Hari Tjahjono, yang sudah dua kali mengikuti pameran CeBIT dan berencana membuka kantor cabang di Eropa dalam waktu dekat.
Senada dengan itu, Direktur utama PT Gammatechno Indonesia, M. Aditya AN. Gammatechno mengharapkan keikutsertaan di CeBIT akan dapat meluaskan bisnisnya ke area regional dan global.
Sementara itu Direktur PT Masvent, M. Agus Salim mengatakan keikutsertaan perusahaannya dalam CeBIT sangat penting untuk mengetahui tren terkini dan arah pengembangan di bidang ICT, serta memperluas network dengan mitra di luar negeri.
Partisipasi berkesinambungan dari Indonesia dalam pameran ICT terbesar di dunia CeBIT ini diharapkan akan dapat meningkatkan profil industri TI Indonesia di pasar internasional dan memberikan kontribusi bagi kemajuan industri kreatif berbasis teknologi tinggi di Indonesia.
(E.M. Yacub)