Jakarta (Antara Kalbar) - Mabes TNI Angkatan Darat mengganti Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Hardiono Saroso dari jabatannya pascapenyerangan Lapas IIB Cebongan, Sleman, Yogyakarta yang menewaskan empat orang tahanan yang dilakukan oleh oknum anggota Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan pada 23 Maret 2013.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Rukman Ahmad di Jakarta, Sabtu, mengatakan, penggantian tidak terkait sanksi atau pernyataannya atas bantahannya bahwa pelaku penyerbuan Lapas Cebongan adalah oknum anggota Kopassus.
"Saya tegaskan, Mayjen TNI Hardiono diganti, bukan dicopot. Ini berdasarkan evaluasi, pembinaan karier dan sebagainya," katanya.
Mayjen TNI Hardiono akan digantikan oleh Mayjen TNI Sunindya yang sebelumnya menjabat Asisten Personalia Kepala Staf TNI AD.
Kepala Subdinas Penerangan Umum AD Kolonel Zaenal Arifin membenarkan pergantian tongkat komando dari Matjen Hardiono ke Mayjen Sunindyo, bahkan rencana serah terima jabatan akan dilakukan di Mabes TNI AD pada Senin (8/4).
Sebelumnya, anggota Komisi Pertahanan DPR Susaningtyas Kertopati mengkritik statemen Pangdam Diponegoro yang tampak tidak menguasai standar operasional prosedur (SOP) dalam menjelaskan sebuah peristiwa yang menyita perhatian publik.
"Seharusnya (Pangdam) tidak langsung mengatakan tak terlibat, cukup jelaskan SOP-nya saja," kata politisi Partai Hanura ini.
Ia pun menyarankan agar setiap Pangdam memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan media. Dalam setiap menjelaskan persoalan, kata dia, seharusnya Pangdam tidak perlu reaktif dan membantah kalau memang informasi yang didapat belum cukup.
"Hal inilah mengapa setiap pimpinan teritorial harus memiliki kecakapan komunikasi dan bertindak hati-hati sebelum ada pembuktian yang akurat," kata Nuning sapaan Susaningtyas.