Jakarta (Antara Kalbar) - Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengatakan rencana penerapan dua harga bahan bakar minyak (BBM) akan berdampak terjadinya penghematan anggaran negara, sehingga bantuan untuk warga miskin akan bertambah.
"Diperkirakan kalau ada kenaikan Rp6.500 maka penghematan sampai Rp21 triliun, uangnya itu untuk bantuan siswa miskin," kata Mensos di Jakarta, Jumat.
Mensos menjelaskan, kenaikan harga BBM tidak lagi disertai dengan kompensasi berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT), tapi kompensasinya berupa penambahan bantuan dalam program lain.
Misalnya bantuan untuk siswa miskin, di mana Kementerian Sosial mempunyai Program Keluarga Harapan (PKH) yang menyasar 2,4 juta Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM).
Dalam setiap RTSM tersebut ada 4,8 juta anak miskin yang akan bisa ditangani dengan bantuan kompensasi kenaikan BBM.
Begitu juga dengan program beras bagi masyarakat miskin (raskin) yang setiap bulannya rumah tangga sasaran mendapatkan 15 kilogram beras.
Nanti dengan penghematan subsidi BBM maka akan ditambah menjadi 30 kilogram beras selama tiga bulan berturut-turut.
Untuk PKH ada 2,4 juta RTSM yang mendapat bantuan sebesar Rp1,4 juta per tahun. Diharapkan dengan penghematan subsidi BBM bantuan PKH naik menjadi Rp1,5 juta sampai Rp1,8 juta per tahun.
"PKH ini sebenarnya BLT tapi bersyarat. Yaitu harus membawa anak ke sekolah dan posyandu," ujar Mensos.