Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat Jakius Sinyor mengungkapkan dugaan adanya pihak asing yang merasa khawatir dengan rencana pembangunan jalan paralel di perbatasan Indonesia - Malaysia di wilayah Kalbar.
"Ini berdasarkan pertemuan kami dengan Kementerian Pekerjaan Umum," kata Jakius Sinyor di Pontianak, Jumat.
Menurut dia, ada lembaga swadaya masyarakat dari luar negeri yang kerap menolak atas pembangunan jalan yang nantinya menghubungkan ujung barat dan timur Kalbar itu.
Alasan penolakan, kalau jalan itu dibangun, dapat mengganggu ekosistem setempat, menghancurkan budaya masyarakat Dayak, serta memicu terjadinya perdagangan manusia.
"Tentu kita patut curiga, kenapa mereka sangat getol menolak pembangunan jalan paralel. Apa kepentingan mereka di sana," ujarnya.
Ia menduga, kalau jalan paralel tersebut tidak jadi dibangun, maka akan ada pihak yang diuntungkan. Begitu juga sebaliknya, akan ada yang dirugikan kalau jalan itu tetap dibangun.
"Bisa jadi pihak tetangga tidak suka kalau warga kita juga mendapat infrastruktur yang baik di perbatasan," katanya.
Saat ini, ujar dia, jalan paralel tersebut sebagian sudah mulai dikerjakan.
Ia beberapa waktu lalu meninjau jalan paralel di Kabupaten Bengkayang. Dia menilai, secara keseluruhan, realisasi pembangunan jalan paralel perbatasan di Kalbar sudah mencapai 30 persen.
"Kalau bisa, tidak ada dana asing untuk bangun jalan, biar kita dapat segera mengerjakannya," katanya.
Panjang perbatasan Kalbar dengan Sarawak sekitar 996 kilometer. Namun, tidak semua akan dibangun jalan baru. Pemerintah memanfaatkan jalan-jalan yang sudah ada di perbatasan sambil membangun jalan baru, sehingga dapat menekan anggaran.
Salah satu lokasi yang dilewati jalan paralel itu ada di Dusun Merau, Entikong, Kabupaten Sanggau.
Sebelum ada jalan tersebut, warga harus menggunakan jalur air untuk menuju ibu kota kecamatan. "Kalau menggunakan jalur sungai, bisa dua hari tiba di Entikong. Dulu, kalau keluar kampung sangat dipengaruhi air sungai, surut atau tidak," kata Kepala Dusun Merau, Entikong, Meta Ibrahim.
Namun kini warga dapat sewaktu-waktu jika ingin bepergian. Selain menggunakan kendaraan pribadi, juga dapat memanfaatkan jasa ojek. "Sekitar satu jam, sudah sampai Entikong," ujarnya.
Kadis PU Duga LSM Asing Keberatan Jalan Perbatasan Dibangun
Jumat, 26 Juli 2013 23:11 WIB