Pontianak (Antara Kalbar) - Dewan Pimpinan Cabang Partai Hanura Kota Pontianak berupaya meraih target minimal tujuh kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah setempat pada Pemilu legislatif 2014, melalui pembentukan pencitraan positif.
"Kami terus berupaya memberikan pencitraan yang positif. Dan memang sampai hari inipun Partai Hanura bebas dari korupsi," kata Ketua DPC Hanura Kota Pontianak, Uray Henny Novita di Pontianak, Kamis.
Ia mengatakan, pencitraan positif itu dapat dikembangkan kader atau pun calon legislatif di partai tersebut dengan aktivitas-aktivitas positif, misalnya yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. "Setiap caleg dapat melakukan kreativitasnya," kata dia lagi.
Selain dengan pencitraan positif, ia menambahkan, upaya lain yang dilakukan Partai Hanura untuk mencapai target perolehan kursi di DPRD Kota Pontianak, yakni dengan penguatan komunikasi dan politik di internal, serta memiliki strategi yang cukup matang di DPC.
Kemudian dengan penguatan sektor utama di daerah pemilihan (dapil) masing-masing. Penguatan tidak dengan uang, tetapi bisa dengan sistem tandem dengan caleg untuk DPRD provinsi dan DPR RI.
Sistem ini yang dianjurkan pengurus pusat, berjalan bertiga bersinergi dengan caleg DPRD provinsi dan DPR RI. Sehingga jika caleg di tingkat kota tidak memiliki modal yang cukup dapat dibantu.
Henny menambahkan, saat ini pengurus pusat juga tengah menyiapkan sistem teknologi informasi (TI) via satelit yang dapat memantau perolehan suara caleg Partai Hanura saat Pemilu 2014. Pada sistem itu juga disertai dengan data diri yang lengkap terdiri dari nama dan alamat lengkap para caleg.
"Upaya itu ditempuh untuk menghindari hilangnya suara dukungan di TPS. Supaya kejadian yang lalu tidak berulang," kata Henny yang mengaku kehilangan suara di 5 TPS saat Pemilu 2009.
Sementara itu saat ini DPC Partai Hanura Kota Pontianak menyiapkan sebanyak 20 caleg perempuan untuk ikut dalam Pemilu legislatif tahun depan. Jumlah tersebut sudah memenuhi syarat 30 persen keterwakilan perempuan di legislatif.
Mereka yang menjadi caleg, tidak semuanya memiliki pengalaman politis. Bahkan sebagian besar dari para caleg ini orang baru dan para ibu rumah tangga.
Salah satunya Rosmiati, caleg nomor urut 9 dari dapil Pontianak Barat. Dia adalah pensiunan staf Kanwil Kementerian Hukum dan HAM. "Saya baru pensiun Juni lalu. Dan ingin berperan di politik," kata Rosmiati.
Selain itu, Syarifah Laila, caleg nomor 5 untuk dapil Pontianak Timur. Dia seorang ibu rumah tangga, namun sebelumnya belajar politik dari suaminya yang juga mantan anggota DPRD Kota Pontianak. Suaminya gagal saat mencalonkan diri untuk DPRD provinsi tahun 2009.
"Suami saya dari PPP, tetapi tidak masalah kami beda partai," katanya.