Sydney (Antara Kalbar/AFP) - Perdana Menteri Australia Kevin Rudd pada Senin mengatakan bahwa kini tiba saatnya untuk mengakhiri debat "sengit" mengenai perkinahan sejenis.
Rudd berjanji untuk memperkenalkan pengesahan undang-undang pernikahan sejenis jika ia terpilih kembali.
Bila Rudd terpilih kembali pada pemilu 7 September mendatang, Partai Buruh akan memperkenalkan undang-undang tersebut dalam 100 hari masa kerja, dan membuatnya sebagai pemimpin Australia pertama yang mendukung kesetaraan pernikahan.
"Jujur saja, pada 2013, saya kira adalah saatnya untuk meninggalkan perdebatan sengit," kata sang pemimpin yang sebelumnya menentang pernikahan bagi kaum homo itu kepada wartawan, Senin.
Rudd yang mengejar Tony Abbott dari partai konservatif sebagai pihak oposisi dalam jajak pendapat, mengatakan, ini adalah reformasi yang dinantikan oleh jutaan warga Australia sejak lama untuk menjadi undang-undang.
"Saya telah memikirkan makna pernikahan sejak lama -- dan saya tidak ingin menyembunyikan fakta, bahwa ini adalah perjalanan bagi saya," katanya.
"Ini adalah diskusi yang rumit, saya tidak ingin memaksakan hal ini pada siapa pun. Anggota Partai Buruh bebas untuk memilih."
"Tetapi ini yang saya ketahui : Kami akan mencapai puncak terbaik ketika kita bisa memberikan kesetaraan martabat bagi warga Australia, peluang yang sama untuk memperoleh kebahagiaan."
"Saya yakin, tidak menjadi masalah siapa yang kita cintai, kita semua harus mampu, membuat janji serupa yang pernah saya ucapkan bagi Therese lebih dari 30 tahun yang lalu. Bahwa semua orang harus diizinkan untuk menikah dengan orang yang dicintainya," tambahnya dengan menyebut nama istrinya Therese Rein.
Rudd semula menjanjikan akan memberlakukan undang-undang itu dalam masa debat kampanye putaran pertama pada Minggu malam.
Meskipun partai Buruh secara resmi mengubah sikap mengenai masalah ini pada Desember 2011 untuk pro- pernikahan homo, Rudd dan pendahulunya Julia Gillard sudah lama dikenal menentang reformasi tersebut.
Dalam suatu pemungutan suara secara bebas --yang membuat anggota parlemen bisa memilih sesuai suara hati, tidak mengikuti panduan partai, terdapat 98 suara yang mendukung reformasi tersebut dibanding 42 yang menolak.
Baik Gillard dan Rudd pada September lalu memilih menolak reformasi undang-undang pernikahan tersebut, tetapi, Rudd -- beragama kristen, kemudian mengubah sikapnya.
Rudd mendesak Abbott untuk mengizinkan pada politisi di pihaknya agar bisa memilih secara bebas, sehingga setiap undang-undang bisa mendapat dukungan dari anggota parlemen dari kedua partai utama.
Partai Buruh sudah mengubah sejumlah hukum yang menghapus diskriminasi terhadap pasangan pernikahan sejenis tetapi sejauh ini masih menolak memberikan mereka hak menikah secara utuh.
(M. Dian A)
Pernikahan Sejenis Jadi Isu Kampanye Rudd
Senin, 12 Agustus 2013 19:02 WIB