Indramayu (Antara Kalbar) - Batik khas pantura Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, diminati pasar ekspor di Jepang meskipun permintaan lokal, seperti Jakarta dan Bandung tetap menggairahkan.
"Batik natural khas pantura Kabupaten Indramayu banyak dipesan konsumen dari Jepang, karena corak alam diminati oleh mereka," kata seorang perajin batik Indramayu, Murdianto, di Indramayu, Rabu.
Ia mengatakan ciri khas batik "Dermayonan" memiliki keunggulan berupa motif sederhana.
Selain itu, kata dia, perajin mempertahankan pemakaian pewarna natural untuk produknya.
Permintaan batik khas pantura Kabupaten Indramayu, katanya, hingga saat ini masih cukup menggairahkan, baik untuk ekspor ke Eropa, Jepang, Korea, dan pasar lokal, seperti Jakarta dan Bandung.
Seorang perajin lainnya, Kasno, mengaku pewarna natural dan corak batik sederhana diminati konsumen Jepang dan Eropa.
Sejumlah perajin batik di daerah pantura Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, juga mengaku pertahankan pewarna natural untuk memproduksi batik tradisional sehingga diminati pasar lokal dan ekspor.
Batik tulis "Paoman" Indramayu yang memanfaatkan pewarna alam dipertahankan oleh perajin karena merupakan warisan nenek moyang mereka.
Keunggulan pewarna baik natural, kata dia, mudah mendapatkan bahannya karena pesisir utara Indramayu melimpah berbagai jenis pohon yang dibutuhkan untuk pewarnaan tersebut.
"Butuh keterampilan juga ketekunan perajin sendiri untuk menggunakan pewarna alam tersebut," katanya.
Ia mengaku batik dengan pewarna berbahan nabati semakin diminati oleh pasar Eropa, seperti Amerika, Spanyol, Jerman, dan Belanda dengan mempertahankan corak batik khas pantura Kabupaten Indramayu, yakni batik "Paoman".
Motif "Paoman" yang diminati pasar Eropa, yakni Etong motif ikan, kapal kandas, ganggeng (ganggang laut), kembang gunda (tumbuhan yang hidup di pinggir pantai), dan Loksan.