Surabaya (Antara Kalbar) - Praktisi media dan Presiden Direktur PT Jawa Pos Grup, Azrul Ananda, menegaskan bahwa koran tidak akan mati, meski media "online" akhir-akhir bermunculan.
"Hasil survei pada tahun 2010 menyebutkan pengakses media onine di saat mencapai 2,2 miliar, padahal pembaca koran masih berjumlah 2,5 miliar," katanya di Surabaya, Senin.
Ia mengemukakan hal itu saat memberi motivasi tentang "Ikhtiar Membangun Jiwa Entrepreneurship Sejak Dini" di hadapan 591 mahasiswa baru Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).
Menurut putra Menteri BUMN Dahlan Iskan itu, pertumbuhan koran saat ini masih tetap baik, bahkan tetap mengalami kenaikan, meskipun tidak banyak, yakni naik 4,7 persen.
"Koran hanya mati di Amerika, sedangkan di Eropa masih stabil, bahkan di Asia justru tumbuh," kata lulusan dari International Marketing Universitas California, Amerika Serikat itu.
Tidak hanya itu, kata pemimpin muda kelahiran Samarinda, Kalimantan Timur pada 4 Juli 1977 itu, penghasilan iklan koran juga masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan media "online".
"Media online hanya mendapatkan 2 persen iklan dari koran, karena itu kami belum melihat potensi daripada media online itu. Peralihan bentuk dari cetak ke iPad juga belum perlu, karena pengguna iPad masih 15 juta, sedangkan penduduk dunia tujuh miliar," ujarnya.
Oleh karena itu, ia menilai perubahan orientasi media justru lebih penting. Untuk itulah, Jawa Pos mendorong tumbuhnya pembaca muda lewat program DetEksi (rubrik yang membahas gaya hidup remaja).
"Hasilnya, pembaca muda kami sekarang mencapai 51 persen dan Jawa Pos pun berhasil mendapatkan penghargaan World Young Reader Prize di tahun 2011, 2012, dan 2013 dengan mengalahkan koran-koran dunia, seperti Wall Streat Journal, Chicago Tribune dan Yomiuri Shimbun," katanya.
Selanjutnya, kata Azrul Ananda yang mengaku dipercaya memimpin Jawa Pos setelah 10 tahun menangani keredaksian, keuangan, dan sebagainya itu, rubrik DetEksi melahirkan "Development Basketball League" (DBL) yang merupakan kompetisi bola basket SMA se-Indonesia.
"Jadi, adik-adik dari Unusa sebaiknya bekerja saja sesuai dengan minat, lalu fokus dan jangan mikir hasilnya bagaimana, yang penting total dan tidak mudah mengeluh, saya yakin sukses. Saya yang tidak bisa basket saja bisa melahirkan DBL, apalagi adik-adik," katanya.
Dalam kuliah perdana yang disaksikan Rektor Unusa Prof Dr dr Rochmad Romdoni SpPD SpJP(K) FIHA itu, Azrul Ananda menambahkan pentingnya mahasiswa untuk memanfaatkan perkuliahan untuk belajar tentang kehidupan. "Jangan sekadar akademik, nanti kita akan rugi," katanya.
Presdir Jawa Pos Grup: Koran Tidak akan Mati
Selasa, 1 Oktober 2013 13:04 WIB