Singkawang (Antara Kalbar) - Ketua Umum Panitia Pelaksana Pesparawi VII Provinsi Kalimantan Barat, Libertus, mengungkapkan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) digelar dengan tujuan positif, yang melalui pesta ini gereja-gereja dengan jemaatnya (komunitas paduan suaranya) dipacu dan didorong untuk mengesksplorasi, melatih dan meningkatkan kapasitas paduan suara masing-masing untuk menjadi bagian penting dan berkelanjutan dalam tata ibadah.
"Pada tahap proses yang sama, keikutsertaan mereka akan turut membina persaudaraan kristiani untuk mewujudkan kerukunan antar suku. Buah dari paduan seperti itu akan menjadi dasar yang kokoh, tulus dan terbuka dalam konteks hubungan dengan umat beragama yang lain, juga dengan pemerintah, secara setara dan nyata yang pada gilirannya akan mencerminkan kesatuan dan persatuan bangsa,†ungkap Libertus di Singkawang, Selasa.
Lebih lanjut Libertus mengatakan dengan Pesparawi sesungguhnya sama seperti keikutsertaan dalam kebaktian pelayanan kesaksian paduan suara di gereja. Setiap yang terlibat, konduktor, sopran, alto, tenor dan bas hingga pemusik yang mengiringi, harus selalu tampil dengan penuh tanggungjawab sehingga paduan suara yang dilantunkan adalah merupakan refleksi iman.
"Beberapa sasaran serta tujuan diselenggarakannya Pesparawi, antara lain agar kualitas iman dan ketakwaan kita semakin meningkat, tata cara dan pola hidup semakin terarah kepada kepenuhan firman Tuhan, hidup dalam kasih dan peduli terhadap sesama, jadi bagian dari pelayanan Kristiani khususnya dalam era pembangunan nasional saat ini agar kesejahteraan masyarakat semakin terwujud. Saling memperhatikan satu dengan lainnya, yang merasa mampu hendaklah menopang yang lemah. Sebaliknya yang lemah bersedia dituntun,†kata Libertus.
Lebih lanjut Libertus mengatakan, selain tersebut diatas dengan Pesparawi diharapkan agar memahami keaneka-ragaman denominasi sebagai anugerah Tuhan yang disyukuri, bukan sebaliknya, sehingga terwujud kerukunan. Tembok-tembok pemisah akan semakin menipis sehingga setiap umat Kristen di manapun menikmati persaudaraan, seiman dan rukun dalam sikap dan tindakan sehari-hari. Di sisi lain, saudara- saudara beragama lainnya juga bersikap sama karena kebhinekaan kita sebagai bangsa hendaklah dijadikan sebagai sarana kesemarakan hidup berbangsa dan bernegara, bukan untuk menekan yang lain.
"Istilah pertandingan dalam bahasa lomba paduan suara, bukan dalam istilah sehari-hari di mana orang saling mengalahkan dan menjatuhkan dan yang dipertandingkan adalah kualitas pembinaan sehingga pengertian 'lomba' adalah kualitas paduan suara diperbandingkan, bukan dipertandingkan. Sangat diharapkan, melalui Pesparawi nasional setiap orang yang ikut berperan-serta akan selalu mengingat bahwa kegiatan Pesparawi adalah bagian tugas pelayanan gereja. Dalam pemahaman itu, maka apabila nyanyian gereja diperlombakan itu berarti bahwa kualitas penyajian paduan suara yang membawakan lagu tersebut perlu dan harus pula semakin ditingkatkan. Sekaligus, bagian dari upaya kita untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) penyanyi-penyanyi gereja,†pungkas Libertus.