Jakarta (Antara Kalbar) - Hasil riset Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia mencatat masyarakat saat ini sudah menolak nama-nama lama dan menginginkan nama baru yang sudah terlihat kerja nyatanya.
"Masyarakat ingin Jokowi, nama lainnya ditolak. Ini tidak sehat untuk demokrasi. Demokrasi yang bagus harus menghasilkan persaingan antara yang terbaik dengan yang terbaik. Sekarang hanya ada satu nama yang terbaik, yakni Tri Rismaharini," kata Ketua Laboratorium Psikologi Politik UI Hamdi Muluk saat memaparkan hasil riset Mencari Lawan Tanding Jokowi, di Jakarta, Minggu.
Sedangkan nama nama capres yang ditolak berdasarkan riset sesuai urutannya, yakni Prabowo Subianto, Rhoma Irama, Aburizal Bakrie, Megawati Soekarnoputri, Pramono Edhie Wibowo, dan Wiranto.
"Kriteria capres yang penting itu integritas moral. Orang yang kakinya tidak digelayuti pengusaha, berani mundur kalau salah. Saat ini ada masalah dalam integritas sehingga nama-nama lama tidak menginspirasi Indonesia ke depannya. Fenomena Jokowi ubah 'landscape' politik. Orang saat ini perlu karya nyata, mencari ada cacatnya tidak. Jokowi harus dilawankan dengan Jokowi-Jokowi lain, ambil nama-nama ini," paparnya.
Riset tersebut merupakan penilaian dari 61 pakar. Para pakar ini menguji sisi visionernya, kepemimpinan, intelektualitas, keterampilan politik, komunikasi politik, stabilitas emosi, kemampuan manajerialn penampilan, dan integritas moral.
Penilaian dengan angka 1 yaitu paling rendah hingga tertinggi yaitu 10.
Metode yang digunakan yakni Delphi Methods yang merupakan cara mendapatkan informasi membuat keputusan, menentukan indikator, parameter, dan lainnya yang reliabel dengan mengeksplorasi ide serta informasi orang-orang ahli di bidangnya.
Riset UI: Prabowo, Rhoma, ARB, Mega Ditolak Masyarakat
Minggu, 29 Desember 2013 18:47 WIB