Paris (Antara Kalbar) - Penelitian terbaru dari Universitas Southampton di Inggris menunjukkan paparan sinar matahari dapat membantu mengurangi tekanan darah tinggi.
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam the Journal of Investigative Dermatology ini diketahui paparan sinar matahari mengubah kadar Nitrat Oksida (NO) dalam kulit, melebarkan pembuluh darah dan demikian mengurangi hipertensi.
"Sejumlah kecil NO dikirimkah dari kulit ke sirkulasi, menurunkan kesibukan kerja pembuluh darah. Seperti halnya menurunkan tekanan darah, begitupun risiko serangan jantung dan stroke," kata professor of experimental medicine dari University of Southampton, Martin Feelisch, seperti dilansir Channel News Asia.
Tim peneliti menganalisis 24 relawan yang masing-masing diberikan paparan sinar ultraviolet (UVA) dari lampu tanning selama 20 menit dalam dua sesi.
Pada sesi pertama, relawan diberikan paparan sinar ultraviolet dan panas lampu. Sementara pada sesi ke dua, paparan sinar ultraviolet dihentikan jadi hanya panas lampu saja yang menerpa kulit relawan.
Hasil penelitian menunjukkan tekanan darah para partisipan menurun secara signifikan karena terpapar sinar ultraviolet.
Penemuan ini menjadi data pelengkap mengenai tekanan darah dan penyakit kardiovaskular yang diketahui bervariasi, tergantung musim dan wilayah (garis lintang). Penderita tekanan darah tinggi lebih banyak ditemukan di negara yang berada jauh dari equator, tempat di mana sinar ultraviolet dari matahari lebih rendah intensitasnya.
"Menghindari paparan sinar matahari berlebih dapat mencegah kanker kulit, tetapi tidak terkena sama sekali, takut, bisa meningkatkan risiko penyakit jantung," ujar Feelisch.
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan sejumlah masalah seperti penyakit jantung, stroke dan gagal ginjal. Pada beberapa orang, tekanan darah tinggi dapat juga menyebabkan gangguan penglihatan.
Menjalani diet sehat, aktif melakukan kegiatan fisik, menjaga berat badan normal, tidak merokok dan belajar mengelola stress, dapat membantu kita menjaga tekanan darah tetap normal.
(Ant News)