Pekanbaru (Antara Kalbar) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengkritisi kecilnya anggaran bencana pemerintah daerah dan menilai perlu dilakukan penambahan anggaran.
"Daerah perlu menambah anggaran untuk bencana, saya lihat di sini kecil sekali," kata Presiden saat berdialog dengan warga Kabupaten Siak dan Kampar di halaman SD Negeri 10 Minas Timur, Bypass KM 2, Kabupaten Siak, Riau, Minggu siang.
Menurut Presiden, kecilnya anggaran bencana bukan hanya terjadi di Provinsi Riau. Hal serupa juga terjadi di banyak daerah di Indonesia sekalipun pejabat daerah telah mengetahui jika daerahnya termasuk rawan bencana sehingga acapkali tidak dapat mengatasi bencana yang terjadi. Ia tidak mengelaborasi lebih lanjut besaran anggaran tersebut.
Dalam dialog dengan warga tersebut, Presiden Yudhoyono menyampaikan bahwa operasi terpadu tanggap darurat bencana asap akan dilakukan selama tiga pekan dengan penambahan personel TNI sebanyak satu brigade.
Namun, tambah Presiden, sekalipun pemerintah pusat telah melakukan banyak hal untuk memadamkan api di Riau, peristiwa tersebut terulang kembali sehingga perlu dilakukan dicari penyebab dan biang keladinya agar rakyat tidak menjadi korban dan negara harus mengeluarkan uang dalam jumlah sangat besar untuk mengatasinya.
Presiden percaya jika kebakaran lahan yang demikian hebatnya itu bukan murni karena cuaca ekstrem semata dan lebih diakibatkan oleh kesengajaan orang membakar lahan.
Ia menginstruksikan agar tidak hanya para pembakar yang ditangkap namun juga dalang dibalik aksi tersebut. Ia juga meminta agar tidak ada lagi izin-izin perkebunan liar dari para pejabat pemerintahan di daerah dan pembalakan liar.
Sementara itu warga dari Desa Rimbo Panjang, Tanjung Balam, Buluh Cina di Kabupaten Kampar serta Desa Buatan Besar di Kabupaten Siak rata-rata menyebutkan sulitnya medan sebagai alasan lambatnya penanganan kebakaran. Beberapa di antaranya juga mengakui bila masih ada pelaku pembakar lahan di antara mereka. Warga yang telah terkepung asap selama sekitar 22 hari mengaku terpaksa jalan kaki untuk masuk ke lahan mereka guna memadamkan api dengan bantuan para personel TNI mengingat jalan yang tak bisa dilalui kendaraan.
Menanggapi permintaan warga masyarakat akan bantuan mesin air, Presiden mengatakan bahwa pemerintah pusat akan membantu namun tidak ada gunanya mengirim seribu mesin air jika masih ada yang membakar lahan.
Di hadapan sedikitnya 30-an perwakilan warga itu, Presiden juga menyampaikan kekecewaannya saat memperoleh laporan bahwa ada satu desa yang hanya terletak sekitar 20 km dari Kotamadya Pekanbaru tapi belum dapat dipadamkan nyala apinya.
Turut mendampingi Presiden dalam dialog itu antara lain Menhut Zulkifli Hasan, Mensesneg Sudi Silalahi, Menko Kesra Agung Laksono, Mendagri Gamawan Fauzi, dan Gubernur Riau Annas Maamun.