Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat Hazairin mengatakan dua kabupaten akan mengalami musim kemarau lebih parah dibanding daerah lain karena pengaruh dari El Nino.
"Secara umum, berdasarkan ramalan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Kalbar masih dalam kondisi normal," kata Hazairin di Pontianak, Minggu.
Ia melanjutkan, kalaupun ada pengaruh dari El Nino, yang sedikit mengalami dampak adalah Kabupaten Sambas dan Ketapang.
Namun, kata Hazairin, kondisi tersebut diperkirakan terjadi pada Juli - Agustus. "Kebetulan, di dua bulan tersebut, bukan masuk musim tanam. Musim tanam di Kalbar pada September hingga Oktober," kata dia.
Ia menambahkan, yang perlu diwaspadai adalah kalau kemarau berlanjut dan melewati bulan tersebut. "Itu yang perlu diperhatikan, masa panen pun bergeser Februari - April," katanya.
Periode Mei - Agustus yang bukan musim tanam utama, hanya terjadi di areal tertentu dengan skala kecil. Selain itu, didukung oleh irigasi teknis seperti di daerah Senakin, Anjungan, Toho, Salatiga, Merowi, Sintang dan Kayong Utara.
Antisipasi lain yang dapat dilakukan adalah dengan menyiapkan embung-embung skala kecil sebagai cadangan air.
"Jadi walaupun terjadi kekeringan, tetap bisa menyirami dan mengairi tanaman," kata Hazairin.
Kemudian, pola tanam juga diubah apakah dipercepat agar masih mendapat curah hujan yang cukup.
Kalbar menargetkan produksi padi sebanyak 1,482 juta ton gabah kering giling, atau surplus 269 ribu ton pada musim tanam kali ini.