Jakarta (Antara Kalbar) - Kalangan pemuka agama menyerukan agar perbedaan pandangan politik terkait pilpres bisa berhenti segera setelah pelaksanaan pemungutan suara dilangsungkan karena persatuan nasional sangat penting.
"Kita semua berlaku sejuk dan damai, hindari konflik yang tidak perlu. Bangsa ini terlalu mahal kalau masuk ke dalam hal yang tidak perlu. Pilihan boleh berbeda, namun nanti siapapun yang terpilih adalan menjadi Presiden Republik Indonesia," kata Ketua Umum Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Pendeta Andreas Yewangoe dalam keterangan pers usia diterima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden Jakarta, Senin.
Pendeta Andreas mengatakan apapun pilihan masyarakat tidak menjadi masalah namun setelah pemungutan suara semua pihak harus kembali bersatu.
Sementara itu, Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Ignasius Suharyo yang juga diterima Presiden di Kantor Presiden Jakarta, Senin, mengatakan pihaknya mengimbau umat Katolik memilih dengan suara hati.
"Dan setelah pilpres selesai, sudah jelas siapa yang terpilih, maka diharapkan semua pihak menjaga perdamaian. Umat Katolik loyal pada siapapun Presiden yang terpilih," katanya.
Mgr Ignasius Suharyo juga mengatakan inti pesan KWI terkait pilpres kepada umat Katolik adalah memilih dengan cerdas dan menurut suara hati dan yang kedua memilih presiden yang sesuai dengan ajaran sosial gereja, menghargai martabat manusia, kepentingan umum dan perjuangkan solidaritas.
"Saya yakin pilpres akan aman karena masyarakat cerdas, hatinya juga cerdas dalam arti tahu konflik sekecil apapun akan membuat masyarakat susah," katanya.
MUI
Sebelumnya, Presiden Yudhoyono pada Senin pagi juga menerima kunjungan Dewan Pengurus Majelis Ulama Indonesia.
"Kami mengungkapkan keprihatinan dengan gejala yang mengemuka di tubuh bangsa, pilpres dan kampanye beberapa waktu lalu mengakibatkan terbelahnya bangsa, kalangan agamawan, purnawirawan, pekerja seni, umat di lapis bawah, bila tidak segera dirajut maka bisa potensi konflik," kata Ketua Umum Dewan Pengurus MUI Din Syamsuddin usai diterima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden Jakarta, Senin.
MUI, kata Din, menyerukan dan mengajak semua komponen bangsa untuk bersama-sama mempersempit jurang perbedaan dan kembali bekerja sama sebagai satu anak bangsa.
"MUI ingin tampil sebagai penyangga, kami mengundang kekuatan tengah dan pemerintah memberikan kepastian mengelola proses pilpres dengan baik, Presiden juga sampaikan jangan pilpres hanya lima tahun ke depan tapi dampaknya bisa bertahun-tahun," katanya.
Din menambahkan, "Sesuai dengan tausiyah kebangsaan MUI, seluruh rakyat Indonesia kedepankan ukhuwah, laksanakan pilpres dengan niat baik dan tanggung jawab untuk kesejahteraan, jangan pilpres menimbulkan ketidakdamaian."
Pemuka Agama Serukan Pentingnya Persatuan Nasional
Senin, 7 Juli 2014 15:24 WIB