Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman mengatakan hubungan silaturahim yang kuat membuat bangsa Indonesia tidak mudah diadu domba.
"Di Indonesia, ini yang perlu diwaspadai (upaya adu domba), jadi kita harus bersatu menjadi kuat dan bangsa yang besar," kata Marciano Norman di Pondok Pesantren Darunnaim Pontianak, Kamis.
Saat menjadi Danrem 121 Alambhana Wannawai yang bermarkas di Pontianak, Marciano rutin mengadakan acara bersama Ustad Ridho Yahya, pengasuh pondok pesantren tersebut.
Ia mengatakan pondok pesantren termasuk Darunnaim mampu menghasilkan santri-santri yang akan menjadi tokoh yang bisa mengayomi semua pihak.
Sementara mengenai Islamic State in Iraq and Syria (ISIS), ia mengatakan tindakan yang dilakukan pemerintah untuk menjaga warga negara Indonesia supaya tidak tergoda oleh hasutan yang berbeda pandangan.
"Apa yang sudah dilakukan harus didukung bersama-sama, dan daerah sudah kuat untuk itu," ujar Marciano Norman.
Ia melanjutkan, tindakan yang dilakukan pemerintah juga untuk mencegah warga negara Indonesia mengorbankan diri bertempur di negara lain.
"Coba pikirkan kalau orang asing yang ke Indonesia, tindakan seperti itu tentu mengganggu pemerintahan yang sah di negara itu," kata Marciano Norman.
Ia menambahkan banyak cara untuk membantu misalnya berupa kegiatan kemanusiaan.
Di Indonesia, ISIS memanfaatkan pengaruh yang berkembang dari kelompok radikal. "Mereka memanfaatkan ini untuk mencantolkan itu," katanya.
Untuk itu, menjadi kepentingan bersama agar warga Indonesia tidak tertarik dengan tujuan dari ISIS.
Sementara Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengatakan, Islam tidak menghalalkan segala. "Membangun fondasi harus benar, dan itu untuk membangun peradaban sekarang," kata Salim Segaf di Pontianak.