Pontianak (Antara Kalbar) - Pengamat Energi Sofyano Zakaria menyatakan pemerintah hendaknya menambah kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar dan premium yang diperkirakan tidak cukup hingga 31 Desember 2014.
"Untuk memenuhi pasokan BBM bersubsidi hingga 31 Desember 2014, maka untuk solar diperlukan tambahan selama 25 hari dan premium butuh tambahan selama tujuh hari," kata Sofyano kepada Antara di Pontianak, Jumat.
Sebelumnya, Pertamina memprediksi BBM bersubsidi jenis premium diperkirakan habis 26 Desember dan Solar habis 6 Desember 2014.
Ia memprediksi dengan konsumsi solar bersubsidi rata-rata sebesar 48.000 KL/hari, sedang untuk premium rata rata sebesar 80.000 KL/hari.
"Maka dibutuhkan tambahan kuota solar bersubsidi sekitar 1,2 juta KL (dengan asumsi 80.000 KL x 25 hari) dan untuk premium bersubsidi diperlukan tambahan kuota sekitar 560.000 KL (dengan asusmsi 48.000 KL x 7 hari) atau secara keseluruhan diperlukan tambahan kuota hingga 31 Desember 2014 sekitar 1,76 juta KL," ungkapnya.
Dengan demikian, menurut dia kebutuhan BBM bersubsidi nyaris mendekati besaran kuota yang ditetapkan pemerintah pada APBN 2014, yakni sebesar 48 juta KL dan bukanlah sesuai kuota pada APBN Perubahan 2014 sebesar 46 juta KL.
Dengan fakta besaran pasokan BBM 2014, sudah seharusnya pula pemerintahan Jokowi mengkoreksi besaran kuota BBM untuk 2015 yang telah diusulkan sebesar 46 juta KL.
"Sepanjang tidak ada kebijakan pemerintah yang membatasi lebih ketat penggunaan BBM bersubsidi, maka sangatlah tidak mungkin penggunaan BBM bersubsidi akan sama besarannya dengan tahun 2014," katanya.
Karena, menurut pengamat energi itu, salah satu faktor penyebabnya adalah produksi kendaraan bermotor yang akan terus meningkat, sehingga akan menggerus kuota BBM bersubsidi.
(A057/S004)
Pengamat: Pemerintah Hendaknya Menambah Kuota BBM Subsidi
Jumat, 19 September 2014 9:13 WIB