API: Daniel Johan Kompeten Jadi Menteri PDT
Jumat, 19 September 2014 19:13 WIB
Pontianak (Antara Kalbar) - Aliansi Pemuda Indonesia (API) untuk Perubahan menilai politisi muda PKB Daniel Johan layak dan memiliki kopetensi untuk menjadi Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) dalam kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Peneliti dari API untuk Perubahan Albert Simangunsong saat dihubungi dari Pontianak, Jumat mengatakan penyebutan politisi muda itu berdasarkan rekam jejaknya selama ini. Ia juga menyebut sejumlah nama lain yang layak masuk dalam kabinet mendatang.
"Baik dari kalangan partai politik, seperti Lukman Hakim Syaefuddin, Kurtubi, serta politisi muda PKB Daniel Johan, maupun kalangan profesional seperti Chairul Tanjung," katanya.
Ia melanjutkan, nama-nama tersebut muncul tentu tidak serta merta, melainkan melalui proses panjang dengan melihat kiprah masing-masing di berbagai bidang.
"Nama-nama ini juga muncul dalam `focus group discussion` yang digelar Api untuk Perubahan," ujar dia.
Ia menyebut nama lainnya, seperti tokoh pendidikan Anis Bawesdan, Meneg BUMN Dahlan Iskan, Ketua KPK Abraham Samad, ekonom Rizal Ramli, hingga Dirut PT KAI Ignasius Jonan.
Menurut dia saat diskusi, juga muncul nama baru, yakni guru besar ekonomi Universitas Azusa Pacific California USA, Prof Elwin Tobing yang sudah hampir 20 tinggal di Amerika Serikat.
Ia mengungkapkan, melalui telepon selular yang disambungkan saat diskusi, Elwin juga sempat menyatakan kesiapannya untuk pulang ke Indonesia dan mengabdikan dirinya di Tanah Air guna membangun perekonomian negeri ini.
Kemudian, juga muncul nama mantan Kepala Staf TNI AL Laksamana (Pur) Tedjo Edhy Purdijatno yang oleh peserta FGD sempat diusulkan sebagai menteri terkait rekam jejak di bidang kemaritiman.
"Saya pikir, semua putra-putri bangsa ini yang merasa terpanggil untuk membangun bersama pemerintahan ke depan, patut diapresiasi," kata Albert.
Ia menegaskan, nama-nama tersebut yang dikenal memiliki kompetensi tinggi dan bisa dipertanggungjawabkan yang muncul dalam FGD.
"Nama-nama lain dari kalangan parpol memang bermunculan tapi masih agak di bawah kompetensinya. Kami rilis apa adanya," kata Albert yang masih tercatat sebagai dosen Universitas Indonesia (UI).
FGD diinisiasi oleh Salman Anwar, alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) dan digelar sebagai bentuk kesadaran sebagai anak bangsa.
"Tidak ada agenda lain, karena ini murni lahir dari semangat kaum muda yang untuk perubahan saja. Pak Jokowi kerap menyampaikan berkali-kali butuh informasi dari publik, nah salah satunya dari kami sebagai anak bangsa. Hasil FGD juga sudah kami berikan ke beliau," demikian Albert.
******