Pontianak (Antara Kalbar) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat mencatat nilai transaksi pedagang valuta asing di wilayah itu dalam kurun waktu dua tahun terakhir terus meningkat.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalbar, Syamsi saat dihubungi di Pontianak, Minggu, mengatakan, namun jumlah pedagang valuta asing di Kalbar mengalami penurunan karena ada yang menutup usahanya secara permanen.
"Pada triwulan II 2014, jumlah pedagang valuta asing di Kalbar tercatat sebanyak 35 perusahaan atau mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebanyak 36 perusahaan dikarenakan adanya salah satu pedagang valuta asing yang menutup usahanya secara permanen," kata dia.
Dilihat dari sisi pembelian, selama triwulan II 2014 jumlah pembelian valuta asing mencapai sebanyak Rp110,66 miliar. Jumlah tersebut naik sebesar 2,97 persen apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebanyak Rp107,47 miliar.
Selanjutnya dari sisi penjualan, jumlah penjualan valuta asing juga mengalami peningkatan sebesar 4,26 menjadi sebanyak Rp111,23 miliar. "Kalau dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebanyak Rp106,69 miliar," ujar dia.
Peningkatan tersebut antara lain dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kalbar. Berdasarkan data, pada triwulan laporan tercatat 7.194 orang atau meningkat 2,74 persen dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 7.002 orang wisatawan.
Transaksi pembelian adalah transaksi pembelian mata uang asing oleh perusahaan pedagang valuta asing dari nasabah. Sedangkan transaksi penjualan adalah transaksi penjualan mata uang asing oleh perusahan pedagang valuta asing ke nasabah.
Pada triwulan I tahun 2012, nilai transaksi valuta asing di Kalbar sebesar Rp164,380 miliar; triwulan berikutnya naik menjadi Rp170,728 miliar. Kemudian triwulan berikutnya Rp174,218 miliar, triwulan IV 2012 naik menjadi Rp193,787 miliar.
Sementara pada triwulan I Tahun 2013, sebesar Rp186,418 miliar, triwulan berikutnya naik menjadi Rp214,017 miliar, triwulan III 2013 menjadi Rp224,129 miliar; dan triwulan IV Tahun 2013 naik menjadi Rp225,833 miliar.
Sedangkan pada triwulan I Tahun 2014 tercatat sebesar Rp214,164 miliar, triwulan II Tahun 2014 menjadi Rp221,848 miliar.