Jakarta (Antara Kalbar) - Perusahaan riset mengenai konsumen, Nielsen, menyatakan masyarakat Indonesia lebih rela mengurangi belanja bahan makanan ketimbang harus memotong pengeluaran untuk biaya telepon dan telekomunkasi.
Dalam The Nielsen Global Survey of Consumer and Spending Intentions pada kuartal III/2014, perusahaan itu mencatat konsumen Indonesia tidak kompromi dalam hal komunikasi, bahan makanan dan layanan keuangan.
"Masyarakat Indonesia tidak mau menurunkan konsumsi komunikasi itu sudah sejak dahulu. Alasannya karena orang Indonesia senang berkomunikasi. Angkanya bahkan jauh lebih tinggi dibanding belanja bahan makanan. Ibaratnya kita rela potong uang makan ketimbang potong pulsa," kata Managing Director Nielsen Indonesia Agus Nurudin dalam paparan di Jakarta. Selasa.
Berdasarkan hasil survei tersebut, konsumen yang mengurangi pengeluaran untuk biaya telepon hanya 27 persen, membeli bahan makanan lebih murah hanya 24 persen dan yang mencari penawaran lebih murah untuk layan keuangan hanya 17 persen.
Di sisi lain, hampir 76 persen konsumen Indonesia telah mengubah pola belanja guna menghemat biaya rumah tangga.
Penghematan untuk peningkatan teknologi seperti komputer dan telepon genggam berada di urutan teratas dengan 54 persen, disusul penghematan belanja baju baru (47 persen), mengurangi hiburan di luar rumah (45 persen) hingga menghemat penggunaan listrik dan gas (41 persen).
Selanjutnya, konsumen juga mengurangi penggantian peralatan rumah tangga (32 persen) dan mengurangi makanan yang dibawa pulang atau "take away meals" (31 persen).
"Konsumen Indonesia menerapkan pendekatan yang berhati-hati dalam pola belanja mereka. Seiring dengan peningkatan kemakmuran, mereka tetap hemat dengan pengeluaran mereka. Kemudian seiring dengan naiknya harga, mereka juga mencari cara untuk menghemat pengeluaran sehari-hari," katanya.
The Nielsen Global Survey of Consumer Confidence and Spending Intentions mensurvei kepercayaan diri, kekhawatiran utama dan keinginan berbelanja konsumen dengan akses internet di 60 negara yang mencakup hampir seluruh benua.
Khusus di Indonesia, Nielsen mensurvei 502 responden dengan akses internet yang terdiri atas 63 persen laki-laki dan 37 persen perempuan berusia di atas 15 tahun. Survei digelar pada 13 Agustus - 5 September 2014.
(A062/A. Budiman)