Banda Aceh (Antara Kalbar) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan peristiwa tsunami 2004 telah memberikan hikmah luar biasa bagi Bangsa Indonesia karena mampu menanggalkan semua perselisihan serta menumbuhkan persatuan bagi masyarakat dari Sabang sampai Merauke.
"Saat terjadi tsunami semua masyarakat Indonesia tertuju ke Aceh. Mereka bahu membahu memberikan bantuan fisik dan dananya," kata Jusuf Kalla saat memberikan sambutan dalam peringatan 10 tahun tsunami di Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, Jumat.
Hadir dalam acara itu Ibu Mufidah Jusuf Kalla, para menteri Kabinet Kerja, Gubernur Aceh Zaini Abdullah, duta besar, perwakilan negara asing, serta masyarakat Indonesia yang datang dari berbagai daerah.
Wapres mengatakan tsunami telah memberikan masyarakat Indonesia suatu pembelajaran yang sangat berharga, mengingat semuanya tak lagi memikirkan egoisme namun memberikan pertolongan dan mengabaikan perselisihan yang selama ini terjadi.
Tsunami, kata wapres, hendaknya jangan terus diratapi menjadi kesedihan mendalam tapi justru harus bisa memacu masyarakat Aceh dan Indonesia untuk menumbuhkan rasa kebersamaan untuk mencapai suatu masyarakat yang lebih baik.
"Tsunami memberikan pembelajaran yang baik. Mari kita tanggalkan perbedaan untuk bersama-sama membangun Aceh lebih maju," kata Jusuf Kalla.
Belum lagi rasa solidaritas dari puluhan negara sahabat yang ikut prihatin serta menyalurkan bantuan, baik dalam bentuk dana maupun obat-obatan serta kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman.
"Masyarakat dunia tanpa kita minta langsung menawarkan bantuan kepada kita. Terima kasih dan atas nama Pemerintah Indonesia saya mengapresiasi," kata wapres.
Tsunami, kata Wapres Jusuf Kalla, juga memberikan Bangsa Indonesia suatu pembelajaran yang berharga bagaimana cara menangani bencana secara cepat dan tepat, selain mengingatkan bahwa Aceh dan Indonesia merupakan wilayah rawan bencana.
"Kita tidak mungkin hanya duduk dan bersedih saja tapi kita harus mampu mengambil hikmah dari tsunami," kata wapres.
Gubernur Zaini mengatakan, peringatan yang dilakukan bukan mengungit tragedi masa lalu tapi memberi pelajaran bahwa masyarakat perlu hati-hati terhadap bencana.
"Di lapangan ini, 10 tahun lalu banyak masyarakat yang bergelimpangan tapi saya harap kita tak terlaru berlarut dalam kesedihan," kata gubernur.
Gubernur memberikan apresiasi kepada semua pihak yang secara bahu membahu melakukan pembangunan dan menciptakan keharmonisan.
"Agar kita sadar bahwa Aceh merupakan wilayah rawan bencana, apalagi tsunami saat itu bukan pertama mengingat sebelumnya 1907 juga pernah terjadi," kata gubernur.
Gubernur mengingatkan bahwa Aceh bukan saja rawan tsunami tapi juga rawan banjir dan tanah longsor.
(A025/Farochah)