Film "Salah Kemat" Produksi Ngabang Segera Tayang
Jumat, 2 Januari 2015 23:56 WIB
Ngabang (Antara Kalbar) - Film berjudul "Salah Kemat"Â dengan genre humor produksi Ngabang, Kabupaten Landak, segera diputar perdana pada Sabtu (3/1) malam di halaman Koramil setempat.
Film ini berkisah tentang Udang, seorang bujangan pengojek perahu, yang jatuh cinta dengan gadis yang menjadi penumpangnya. Aye nama gadis itu.
Gayung tidak bersambut, ternyata cinta Udang bertepuk sebelah tangan. Udang kemudian mengikuti saran kawan-kawan sesama pengojek perahu untuk pergi ke dukun kemat, Wak Ulak Tambe, meminta pelet yang akan diberikan pada si Aye.
Perantara pelet yang diberikan dukun tersebut adalah buah jeruk. Udang begitu bersemangat untuk memberikan jeruk tersebut ke Aye. Cepat dimakan, cepat juga Aye akan jatuh cinta padanya, begitu pikirnya. Kenyataan berkata lain, ternyata jeruk yang diberikan untuk si Aye dimakan oleh orang lain.
Cerita Salah Kemat ini berlatar kehidupan masyarakat kampung pesisir Sungai Landak, bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu Ngabang.
"Film ini dibiayai secara swadaya oleh Keluarga Besar Melayu Ngabang (KBMN). Film Salah Kemat di sutradarai Herman Jono dan Ade Irwan, Editor Angga Pratama," kata Produser Film Salah Kemat, Ya' Asurandi A.Hamid dalam keterangan persnya di Ngabang, Jumat (2/1).
Film ini mendapat testimoni dari Mantan Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan, SH dan seniman Melayu Ngabang yaitu Syahlimin atau Wak Ulak Imin.
"Acara pemutaran perdana yang diselenggarakan tanggal 3 Januari 2015 pukul 19.00 Wib di lapangan koramil Ngabang," katanya.
Ia mengatakan, target penonton 700 orang tahap perdana ini, yang nantinya film ini akan dikemas dalam format DVD..
Lama proses pembuatan film sampai final editing, 4 bulan, durasi film kurang lebih 30 menit dengan lokasi syuting, di dusun Raiy, dusun Pesayangan, Kampung Raja, dan KM 2.
Â
"Tujuan film ini dibuat adalah untuk mengangkat dan melestarikan budaya lokal serta memberikan pesan moral untuk menjaga lingkungan hidup," urai Asurandi.
Asurandi berharap, film ini bisa menjadi inspirasi bagi kaum muda di kabupaten landak untuk membuat karya kreatif, dan menjadi jembatan toleransi antarstakeholder di Landak dengan saling mengenal budaya.