Oleh Rudi
Singkawang, 9/3 (Antara) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Singkawang, Rosihan Anwar mengatakan, pada bulan Februari 2015, Kota Singkawang terjadi inflasi sebesar 0,19 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 118,96.
"Inflasi bulan ini terjadi karena kenaikan indeks pada empat jenis kelompok pengeluaran, yaitu pada kelompok bahan makanan sebesar 1,28 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,44 persen, sandang sebesar 0,46 persen, dan kesehatan sebesar 0,21 persen," kata Rosihan di Singkawang, Senin.
Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks, lanjutnya, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar -0,02 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar -0,01 persen dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -1,67 persen.
Adapun kenaikan beberapa harga komoditas yang memberikan sumbangan inflasi Kota Singkawang, kata Rosihan, antara lain Kacang Panjang, Ikan Kembung, Jeruk, Telur Ayam Ras, angkutan udara, Cabai Rawit, tarif listrik, Sawi Hijau, rokok putih, Kangkung, Ketimun, rokok kretek, Lobak, Buncis, emas perhiasan, Wortel, Oyong/gambas, Apel, Daun Paku/pakis, Sawi Putih, gula pasir, Terong Panjang dan lain-lain.
"Dari dua kota di Provinsi Kalimantan Barat, yaitu Kota Pontianak dan Kota Singkawang, sama-sama mengalami inflasi. Di bulan Februari ini Kota Pontianak mengalami inflasi sebesar 0,43 persen dengan IHK sebesar 124, 20," tuturnya.
Sementara untuk laju inflasi tahun kalender Februari 2015 sebesar 1,10 persen, sedang untuk inflasi "Year on Year" Februari 2015 terhadap Februari 2014 Kota Singkawang sebesar 1,12 persen.
"Dari 82 kota se-Indonesia, inflasi Kota Singkawang menempati ranking ke-8. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 3,20 persen dengan IHK sebesar 130,63 dan terendah terjadi di Kota Manokwari yaitu sebesar 0,04 persen dengan IHK 11,50. Sedangkan Deflasi tertinggi terjadi di Kota Bukit Tinggi sebesar 2,35 dengan IHK 114,99 dan terendah di Kota jaya Pura sebesar 0,04 dengan IHK 119,64," kata Rosihan.
Untuk di Pulau Kalimantan, dari 8 Kota IHK, tercatat empat kota mengalami inflasi dan empat kota mengalami deflasi.
"Inflasi tertinggi terjadi di Kota Balikpapan sebesar 0,72 persen dengan IHK 121,80 dan terendah terjadi di Kota Palangkaraya dan Sampit yaitu sama-sama sebesar -0,70 persen," katanya.
(KR-RDO/N005)