Bogor (Antara Kalbar) - Produk dari komoditas pertanian Indonesia, baik sayuran maupun ternak, diserap cukup besar dalam bisnis kuliner makanan asal Jepang, kata juru bicara pelaku bisnis tersebut.
"Secara umum, untuk kebutuhan sayur dan juga daging ayam, semuanya berasal dari produk pertanian yang ada di Indonesia," kata Marketing Communication Group Head PT Eka Bogainti Francisca Luky di Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Eka Bogainti adalah perusahaan yang menjalankan bisnis kuliner asal Jepang "HokBen", yang kini memasuki tahun ke-30 usahanya di Indonesia.
Disela-sela acara "30 Tahun Perjalanan HokBen: Dedikasi Menyajikan Produk dan Layanan Dengan Kualitas Terbaik Dalam Setiap Kebersamaan Keluarga Indonesia", ia menjelaskan bahwa produk impor dalam jasa kuliner itu di Indonesia hanya sedikit.
Khusus pada daging sapi, diakuinya memang sebagian masih impor, juga bahan seperti soyu (semacam kecap asin), yang terkait dengan unsur halal, dan juga bawang bombay, karena faktor kadar air.
"Di luar itu semua, maka bahan-bahan yang dipakai adalah dari produk hortikultura yang berasal dari dalam negeri di Indonesia," katanya.
Ia juga menegaskan bahwa aspek halal dalam produk perusahaan itu juga menjadi satu hal utama yang terus dijaga dan dipertahankan, di mana Majelis Ulama Indonesia (MUI) secara periodik melakukan kunjungan pemeriksaan pada pabrik dan gerai yang ada, yang jumlahnya mencapai 146 gerai.
"Gerai kami memang masih bertumpu di Jawa dan Bali, sedangkan untuk daerah lain, permintaan cukup banyak dari investor untuk bekerja sama, namun sedang kita kaji terus," katanya.
Mengenai kiprah bisnis selama 30 tahun, yakni sejak dibuka 18 April 1985, ia menyebutkan bahwa perusahaan itu dalam rangka kepedulian, juga melakukan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) kepada masyarakat sekitar.
Fokus bidang yang dipilih dalam CSR, katanya, adalah pendidikan, yang diwujudkan dalam bentuk pembangunan/rehabilitasi sekolah, membuat perpustakaan, dan juga pemberian beasiswa.
"Untuk beasiswa, setiap tahun selalu dilakukan manajemen dan juga kepedulian konsumen-konsumen kami," katanya.
Pada perayaan 30 tahun perusahaan itu di Indonesia, perusahaan itu memberikan penghargaan kepada "Bunda Ojah" (65), seorang guru yang aktif di Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) PGRI Kota Depok.
Rangkaian kegiatan acara dalam rangka 30 tahun juga diisi dengan menghias makanan tradisional Jepang dan juga penampilan tarian "Taiko", yang dahulu hanya digunakan di kuil-kuil perdesaan sebagai pengiring doa ungkapan rasa syukur.
Francisca Luky menambahkan meski melakukan usaha bisnis, namun pihaknya juga sering bekerja sama dengan pusat-pusat kebudayaan untuk mempererat hubungan Indonesia-Jepang, khususnya dalam bidang budaya.
(A035/N005)
Produk Pertanian Indonesia Diserap Bisnis Kuliner Jepang
Selasa, 28 April 2015 16:55 WIB