Pontianak (Antara Kalbar) - Pengamat Pendidikan Kalimantan Barat, DR Aswandi mengajak seluruh guru yang ada di provinsi itu untuk meningkatkan profesionalisme, karena menurutnya guru yang berkualitas tentu akan menghasilkan siswa yang berkualitas.
"Dalam memaknai Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei, saya sangat mengharapkan agar ini bisa menjadi momentum bagi guru agar dapat terus meningkatkan profesionalismenya dalam mengajar, untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas," katanya di Pontianak, Sabtu.
Menurutnya, guru memiliki tanggung jawab moral yang lebih besar untuk memajukan pendidikan Nasional. Terlebih pemerintah saat ini menurutnya telah memberikan perhatian lebih bagi kesejahteraan guru dengan berbagai program peningkatan kualitas guru maupun peningkatan kesejahteraan guru.
"Khusus untuk guru yang telah mengikuti akreditasi, guru tersebut mendapatkan berbagai tunjangan dan gaji yang besar. Seharusnya menjadikan guru untuk lebih bersemangat belajar, paling tidak bisa membeli buku buku bacaan yang mampu menambah ilmu sehingga kemampuannya dapat terasah dan terus bertambah," tuturnya.
Dia meminta agar guru tidak hanya berpikir bahwa akreditasi hanya bertujuan untuk mencari tambahan gaji semata. Karena menjadi seorang guru harus menanamkan kesadaran untuk lebih mementingkan kualitas pendidikan bagi siswa, bukan untuk mengharapkan gaji semata.
"Dengan adanya penambahan gaji dan tunjangan, saya sarankan agar guru bisa meningkatkan pengetahuannya dengan menyisihkan uang untuk membeli buku. Karena kalau tidak terus diperbaharui, tentu ilmu guru sulit untuk bertambah, sementara tuntutan dan perubahan global terus terjadi," katanya.
Ketua Dewan Pendidikan Kalbar itu juga mengharapkan agar pemerintah bisa meningkatkan pembinaan terhadap guru yang harus dilakukan secara terus menerus, dan langsung dilakukan oleh guru itu sendiri. Bisa dengan diberikan tugas untuk menulis bahan ajar sendiri.
Karena dengan demikian menurut Aswandi, secara tidak langsung guru akan menggali potensi yang dimiliki dan sebagai motivasi yang timbul dari dalam diri pengajar. Dengan demikian tidak ada lagi guru yang berjalan-jalan di mall pada jam-jam efektif mengajar, sementara murid dibiarkan sendiri rebut di dalam kelasnya.
"Akan jauh lebih baik hasilnya para pengajar melakukan peningkatan sendiri bila dibandingkan dengan pengadaan proyek-proyek pelatihan yang tidak langsung menyentuh guru di lapangan," kata Aswandi.
Lebih jauh, Aswandi menuturkan, kenaikan gaji guru yang dilakukan pemerintah, hendaknya jangan hanya sekadar memenuhi kewajiban konstitusi belaka. Melainkan sebagai usaha meningkatkan mutu pendidikan dan segala yang terkait di dalamnya.
"Jangan dipandang hanya amanat konstitusi. Yang terpenting adalah peningkatan mutu pendidikan, itu tidak terlepas dengan peningkatan mutu guru," katanya.
Mantan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak selama dua periode itu menambahkan, meski saat ini pemerintah telah meningkatkan kualitas guru dan pendidikan, namun dia tetap meminta agar pemerintah pusat bisa lebih memperhatikan pendidikan yang ada di daerah terpencil.
"Karena sampai saat ini, masih banyak sekolah yang ada di daerah terpencil, khususnya yang berbatasan dengan negara tetangga yang kondisinya masih sangat memprihatinkan," tuturnya.
(KR-RDO/N005)