Temenggung Tamam Embaloh Pius Onyang mengatakan, figur pilihan masyarakat adat setempat yakni orang yang sudah memahami karakteristik kehidupan sosial budaya dan adat masyarakat Tamam Embaloh.
"Kami tidak akan memilih orang yang tidak memahami karakteristik daerah. Figur itu harus mengenal daerah yang mau dipimpinnya," tegas Pius Onyang.
Menurut temenggung Onyang, Kapuas Hulu dibawah kepemimpinan AM Nasir dan Agus Mulyana sedikit berbeda dari yang sebelumnya. Meski tidak signifikan, lanjut Onyang, pembangunan yang ada sudah menyentuh dan dirasakan masyarakat.
"Kalau pembangunan memang ada perkembangan dan ada perubahan. Masyarakat memilih sangat tergantung dengan apa yang pernah diperjuangkan orang tersebut," kata Onyang.
Dimata temenggung Onyang, sosok Agus Mulyana pantas menjadi pemimpin Kapuas Hulu untuk lima tahun kedepan, dengan sikap santun dan tidak membeda-bedakan ras, suku dan agama.
"Seperti Agus Mulyana bisa saja. Saya tahu persis dia punya pendirian yang teguh. Kalau untuk Kapuas Hulu ini menurut saya paling dua orang itu (AM Nasir-Agus Mulyana)," ucap Onyang.
Biasanya, kata Onyang sebagai orang yang dituakan, masyarakat adat Tamam Embaloh sering meminta pertimbangannya ketika ada pemilihan kepala daerah.
Temenggung Pius Onyang membawahi 10 ketua adat pada 10 desa di Kecamatan Embaloh Hulu. Hingga kini Temenggung Onyang masih aktif menerima insentif dari pemerintah Kapuas Hulu atas jabatan yang diembannya.
"Memang menjadi temenggung itu bukan hal mudah. Saya bukan malaikat yang bisa menyelesaikan semua perkara adat. Namun kita harus tegak lurus, jangan mudah disuap, disogok. Kalau itu terjadi bisa hancur masyarakat kita. Umur sudah 76 tahun, hanya nunggu siapa pengganti nanti," pungkasnya.