Sambas (Antara Kalbar) - Pemerintah baik daerah maupun pusat dan LSM WWF Indonesia mendorong Pantai Temajuk sepanjang 63 kilometer menjadi kawasan konservasi sehingga menjadi tempat yang kondusif untuk penyu bertelur, kata Direktur Jenderal Kawasan Konservasi dan Jenis Ikan KKP Agus Dramawan.
"Saat ini kami sedang mengupayakan untuk menjadikan kawasan sepanjang Pantai Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas menjadi kawasan konservasi," kata Agus Dramawan di Paloh, Sabtu.
Ia menjelaskan dengan ditetapkannya kawasan Pantai Temajuk sebagai kawasan konservasi, sehingga pengelolaannya akan jelas, mengingat sepanjang 63 kilometer pantai itu memiliki banyak kekayaan sumber daya alam, baik laut dan darat.
"Kalaupun tidak dapat 100 persen dari panjang garis pantai, setidaknya sekitar 70 persen dapat dijadikan kawasan konservasi, sehingga sisanya bisa dimanfaatkan untuk aktivitas masyarakat," ungkapnya.
Menurut dia, hingga saat ini masih terjadi aktivitas pencurian oleh oknum masyarakat, meskipun kuantitasnya menurun sejak instansi terkait melibatkan LSM dan kelompok masyarakat dalam menekan pencurian telur penyu tersebut.
"Kami berharap dengan diselenggarakannya "Festival Pesisir Paloh 2015" kedepannya bisa menjadi sarana bagi penyadartahuan masyarakat guna lebih mencintai lingkungan dan penyu. Kita patut bangga karena Pantai Temajuk menjadi salah satu tempat bertelurnya penyu yang merupakan hewan yang ada sejak zaman Dinosaurus," katanya.
Koordinator Spesies Laut WFF Indonesia Dwi Suprapti juga menyatakan hal yang sama, tanpa dukungan pemerintah berupa ditetapkannya sepanjang kawasan Pantai Temajuk menjadi konservasi akan sulit menjaga lingkungannya dari perusakan hutan dan lainnya, sehingga berdampak penyu tidak akan mau lagi bertelur di Pantai Temajuk.
"Saat ini populasi penyu di kawasan Pantai Temajuk semakin menurun, akibat perburuan, dampak dari pencurian telur, daging dan kulitnya untuk souvenir, dan yang paling mengkhawatirkan saatnya ini dampak dari pesatnya pembukaan lahan," ungkapnya.
Sementara itu, Davina artis film yang kini konsen dalam kampanye penyelamatan lingkungan hidup juga menyatakan pentingnya masyarakat terlibat aktif dalam menjaga dan menyelamatkan penyu yang kini sudah terancam punah itu.
"Apapun yang kita lakukan, termasuk menjaga lingkungan hidup dan penyu akan sia-sia kalau tidak melibatkan masyarakat," ujarnya.
Keterlibatan masyarakat itu, seperti tindakan tidak melakukan pencurian telur penyu, tidak mengganggu proses peneluran, serta tidak Melakukan tindakan-tindakan yang merusak lingkungan, katanya.
Dalam kesempatan itu, dia juga berpesan agar masyarakat Temajuk agar mencintai kebersihan, mulai dari hal-hal yang terkecil, dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Kepala Desa Temajuk Mulyadi menyatakan dirinya menyambut baik digelarnya Festival Pesisir Paloh tahun 2015, sehingga bisa menjadi sarana edukasi bagi masyarakat, Desa Temajuk, Paloh umumnya untuk menjaga lingkungan dan penyu, serta kekayaan alam lainnya.
"Saat ini, kasus pencurian telur penyu sudah jauh berkurang, karena masyarakat sudah mulai mengerti akan pentingnya menjaga penyu demi menyelamatkan siklus ekosistem di laut," katanya.
***2***
(U.A057/Y008)