Sukadana (Antara Kalbar) - Masyarakat transmigran di UPT Rantau Panjang, Kabupaten Kayong Utara kini membutuhkan bantuan pangan dan obat-obatan setelah satu bulan berjuang memadamkan api.
Dikatakan Kepala Desa Rantau Panjang, Sarkandi bantuan tersebut dibutuhkan lantaran dalam satu bulan terakhir masyarakat sudah tidak lagi bekerja karena sibuk baik siang maupun malam untuk memadamkan api.
"Masyarakat saat ini mengharapkan bantuan pangan, karena tidak ada pemasukan selama memadamkan api, stok yang ada sudah habis," terang Sarkandi.
Menurut dia, kebakaran hutan dan lahan yang yang terjadi di UPT Transmigrasi sudah membakar lahan perkebunan yang selama ini menjadi sumber pencaharian mereka.
Namun lantaran kebakaran lahan yang terjadi saat ini, sudah memakan habis kebun dan lahan persawahan membuat sumber keuangan mereka terputus. Ditambah lagi waktu mereka habis siang dan malam menjaga api, membuat pemasukan lain juga tidak ada.
"Warga kami membutuhkan bantuan dan sifatnya mendesak," kata Sarkandi.
"Warga kami membutuhkan bantuan dan sifatnya mendesak," kata Sarkandi.
Sementara itu Wakil Bupati Kayong Utara Idrus bersama Asisten II Erwin Sudrajat dan beberapa SKPD langsung meninjau lokasi kebakaran hutan dan lahan di 2 UPT transmigrasi yakni Penjalaan dan Rantau Panjang.
Idrus menuturkan, kebakaran di Kayong Utara sudah meluas ke kebun-kebun milik masyarakat, mulai dari karet, sawit dan rambutan. "Kebakaran sudah meluas dan membakar lahan diareal gambut yang sulit dipadamkan, parahnya kebakaran ini membakar kebun yang selama ini menjadi sumber pemasukan warga di sini," kata Idrus di lokasi kebakaran.
"Kita akan bantu, besok kita akan kirim beras untuk membantu bertahan beberapa waktu," kata Idrus.
Bantuan tersebut akan disistribusikan oleh bidang sosial Dinsosnakertran Kayong Utara, dan saat ini menunggu jumlah masyarakat yang perlu dibantu yang bersumber dari kepala desa masing-masing.
Dari stok beras yang saat ini ada sebanyak satu ton sudah tersedia di gudang, dan siap di distribusikan. "Bertahap dan kita upayakan untuk penanggulangan yang paling perlu," imbuhnya.
Saat ini, lebih dari 500 kepala keluarga di dua desa tersebut tengah sibuk memadamkan api, dan tidak sedikit yang sudah mengungsi.
"Semua akan kita kerahkan untuk penanggulangan, BPBD padamkan api, Sosial diapkan bantuan, Dinkes siapkan obat dan masker dan yang lainnya juga ikut mencari solusi," katanya.
Kabut asap hasil kebakaran lahan di dua UPT transmigrasi ini berdampak luas hingga dirasakan ke ibukota kecamatan di Desa Melano Jaya.