Sungai Raya (Antara Kalbar) - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan meminta dengan kesatuan TNI dan kepolisian untuk disiagakan terutama tempat-tempat keramaian dalam mengantisipasi kemungkinan adanya serangan susulan dari teroris.
"Saya sudah meminta kepada TNI dan kepolisian untuk disiagakan terutama tempat-tempat keramaian. Terkait pelaku yang melakukan teror tersebut, kami masih melakukan verifikasi terhadap orang yang melakukan teror di daerah Jakarta tersebut," kata Luhut saat ditemui di Lanud Supadio Pontianak, Kamis.
Terkait teror yang mengancam keamanan nasional tersebut, pihaknya tidak akan main-main dan akan bekerja maksimal dengan meningkatkan koordinasi bersama TNI dan Polri.
"Kita sudah mengantongi satu kelompok yang dicurigai sebagai otak dibalik aksi pengeboman itu, namun kita belum bisa memastikan kebenarannya. Apakah kelompok yang dicurigai melakukan teror tersebut atau tidak, yang jelas keadaan situasi bisa dikuasai dengan baik, kami berharap dengan semua pihak untuk saling menjaga keamanan," tuturnya.
Ia juga meminta masyarakat untuk tidak panik dalam menanggapi kasus pengeboman yang terjadi di Jakarta pagi tadi dan bisa membantu meningkatkan kewaspadaan.
"Kita tentu tidak bisa mencegah suatu hal yang sudah terjadi, namun kita harus siap dalam menghadapi kelanjutan serangan yang bisa saja kembali terjadi. Untuk itu masyarakat saya minta untuk tidak panik," kata Luhut.
Terkait hal tersebut, lanjutnya, Kodam Jaya sudah melakukan antisipasi dengan mensiagakan pasukannya, demikian dengan Kepolisian juga langsung bekerja untuk mengejar pelaku pengeboman, bukan hanya untuk yang ada di lokasi, tetapi juga otak pengeboman lainnya.
"Kita sampai saat ini belum bisa memastikan dari mana unsur pengeboman ini, namun sebagai langkah pertama, kita akan mengejar apa yang ada dulu baru melakukan pengembangan kasus," tuturnya.
Luhut menambahkan, beberapa waktu lalu, sebelum tahun baru memang sudah diprediksikan ada beberapa kelompok yang akan melakukan aksi pengeboman tersebut.
"Namun dari kelompok mana dan kapan pelaksanaannya kita memang tidak mengetahuinya," katanya.
(KR-RDO/A029)