Ketapang (Antara Kalbar) - Badan Koordinasi Penanaman Modal tengah
mengawal realisasi investasi pabrik alumina terbesar di Indonesia yang
dilakukan PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (PT WHW) dalam
membangun pabrik pengolahan dan pemurnian bauksit menjadi
"smelter-grade" alumina berkapasitas 1 juta ton.
"Pabrik ini
memiliki arti yang strategis di antaranya dengan mendukung penyerapan
tenaga kerja, meningkatkan nilai tambah, meningkatkan nilai ekspor,
menghemat devisa, dan juga yang tidak kalah penting adalah mempercepat
pembangunan daerah-daerah di luar Jawa," kata Kepala BKPM Franky
Sibarani di sela kunjungan ke lokasi pabrik tersebut di Ketapang,
Kalimantan Barat, Jumat.
Dalam kunjungan tersebut, Franky
didampingi Gubernur Kalimantan Barat Cornelis, Bupati Ketapang Martin
Ratan dan Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM
Azhar Lubis.
Proyek investasi PT WHW memiliki rencana
investasi senilai Rp12,5 triliun dan sampai tahun 2015 telah terealisir
sebesar Rp7,9 triliun.
Proyek tersebut akan menyerap sebanyak 2.435 orang tenaga kerja.
Menurut Franky, pembangunan pabrik pemurnian bauksit itu merupakan
wujud nyata pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral
dan Batubara yang mengamanatkan kepada perusahaan untuk melakukan
hilirisasi tambang.
"Ini mendorong perusahaan untuk
membangun pabrik pengolahan dan pemurnian bahan tambang di Indonesia
yang akan berdampak dan berkontribusi besar dalam memperkuat struktur
industri aluminium nasional, yang masih mengalami kekosongan di sektor
hulu," katanya.
Franky juga menilai pembangunan industri
penghasil "smelter-grade" alumina itu akan dapat memberikan dampak
berlipat yang luas bagi pertumbuhan ekonomi khususnya di Kabupaten
Ketapang dan Provinsi Kalimantan Barat serta nasional melalui devisa
yang dihasilkan dan juga dari penghematan devisa.
"Pembangunan pabrik smelter-grade alumina ini diperkirakan mampu
menghemat devisa sebesar 85 juta dolar AS per tahun melalui substitusi
impor bahan baku," imbuhnya.
Pabrik alumina yang diklaim
sebagai yang terbesar di Indonesia itu memiliki kapasitas produksi
hingga 2 juta ton per tahun dengan perkiraan nilai ekspor hingga 765
juta dolar AS per tahun.
Pembangunan pabrik dilakukan dua tahap di mana 90 persen hasil produksi diekspor dan sisa 10 persen dipasok ke PT Inalum.
PT WHW merupakan perusahaan patungan dari Cayman Islands,
Indonesia, Hong Kong dan China yang mulai membangun pabrik pada tahun
2012 melalui dua tahapan.
Realisasi konstruksi pabrik tahap
pertama berkapasitas produksi 1 juta dolar AS sudah mencapai sekitar 95
persen dan diharapkan dalam waktu dekat akan berproduksi komersil,
sedangkan untuk tahap kedua diharapkan selesai pada tahun 2018.
External Relation and CSR PT WHW Togap Manik dalam kesempatan yang
sama mengatakan selain membangun pabrik alumina, ada empat unit
konstruksi utama yang dilakukan perusahaan itu yakni pembangkit listrik
tenaga batubara berkapasitas 160 MW, area pengolahan limbah kedap air,
kompleks perkantoran dan asrama karyawan serta dermaga khusus untuk
distribusi bahan baku.
"Secara akumulatif sekitar 94 persen
konstruksi utama ini sudah selesai. Mei mendatang kami sudah mulai
pengujian perdana bijih bauksit," tutupnya.
BKPM Kawal Konstruksi Pabrik Alumina Terbesar Indonesia
Jumat, 1 April 2016 13:11 WIB