Bengkulu (Antara Kalbar) - Nahdlatul Ulama (NU) Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, berharap tidak ada lagi unjuk rasa lanjutan Aksi Bela Islam Jilid III di Bengkulu.
Ketua Pengurus Besar NU Kota Bengkulu, ZUlkarnain Dali di Bengkulu, Rabu, mengatakan, dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama atau akrab dikenal dengan sebutan Ahok, yang menjadi dasar aksi tersebut telah bergulir di ranah hukum.
"Ingat juga kepentingan yang lebih besar, yakni keutuhan bangsa dan negara kita. jangan ini menjadi pintu kehancuran negara seperti yang terjadi di sejumlah negara Islam di Timur Tengah," kata dia.
NU Kota Bengkulu mengundang berbagai elemen mahasiswa serta organisasi kepemudaan GP Ansor untuk berdiskusi terkait perkembangan penyelesaian dugaan penistaan agama tersebut.
"Kami melarang untuk ikut demo lanjutan, mari masih banyak kegiatan jihad yang lebih baik seperti membangun sekolah islam atau pesantren, tidak harus dengan demo," kata dia lagi.
Tetapi dia juga tidak bisa melarang sepenuhnya jika ada diantara pemuda yang tergabung dalam GP Ansor atau mahasiswa di Bengkulu yang tetap berkukuh untuk ikut unjuk rasa lanjutan.
"Kami tidak juga bisa melarang karena prinsip pribadi mereka, namun sebelum itu mari kita bahas apa sebenarnya yang terbaik, jangan hanya berdemo karena ikut-ikutan," katanya.
Dia meminta semua pihak untuk mempercayakan penyelesaian kasus Ahok kepada pihak yang berwajib dan masyarakat juga diharapkan mampu menerima keputusan hukum yang ditetapkan.
"Tidak dengan mendesak atau memaksa agar arah keputusan sesuai dengan keinginan, ini tidak baik," ujarnya.
NU Harapkan Tidak Ada Aksi Lanjutan
Kamis, 17 November 2016 0:04 WIB