Pontianak (Antara Kalbar) - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)� Untan Pontianak, Kalimantan Barat, Kamarullah menyatakan, mahasiswa agar tidak mudah terprovokasi isu yang dapat membuat perpecahan terkait suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).
"Sudah saatnya kita sebagai mahasiswa sadar penyebaran informasi yang provokatif dengan menyebar fitnah, hasutan maupun�hoax yang dapat mengancam keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)," kata Kamarullah di Pontianak, Minggu.
Ia menjelaskan, bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama, ras dan sejak dulu sudah hidup saling menghormati, dan hal itu terbukti dengan lahirnya sumpah pemuda.
Saat ini Indonesia sedang diuji kedewasaannya dan keragamannya dengan maraknya kasus intoleran, penistaan agama dan berbagai kasus bernuansa SARA.
"Sebagai mahasiswa dan semua komponen masyarakat Kalbar, mari kita bersama-sama agar lebih bijaksana dalam menanggapi isu dan berita yang beredar, baik di media sosial maupun media massa," ungkapnya.
Mahasiswa sebagai agen perubahan dan sebagai kaum intelektual diharapkan dapat menjadi kaum yang menjaga stabilitas keamanan, serta terhadap isu provokatif yang dapat memecah belah NKRI, katanya.
"Karena perbedaan itu sejatinya adalah kekayaan bangsa� yang harus kita banggakan dan jaga bersama. Demi kelangsungan generasi selanjutnya," kata Kamarullah.
Sebelumnya, Wali Kota Pontianak, Sutarmidji mengatakan pihak tertentu jangan menjadikan kota ini sebagai tempat "kisruh" karena sangat merugikan banyak pihak. "Perbedaan suku, agama, dan ras adalah sesuatu yang pasti dan itu harus dipelihara dengan baik, sehingga tidak terjadi gesekan-gesekan yang bisa memicu perpecahan," katanya.
Ia berharap, masyarakat jangan menjadikan Kota Pontianak sebagai tempat kegaduhan, kalau ada perbedaan-perbedaan maka hendaknya diselesaikan secara hukum saja, bukan dengan kekerasan.
Dalam kesempatan itu, Sutarmidji berharap kepada Forum Koordinasi Umat Beragama (FKUB) agar menjalankan peran dan tugas pokok dan fungsinya dengan baik.
"Saya berharap FKUB bisa memerankan fungsinya dan terus aktif dalam forumnya," katanya.
Ia menambahkan secara pribadi, hal-hal yang berkaitan dengan suku dan agama bukan lagi menjadi hal yang perlu diperdebatkan. Namun yang terpenting bagaimana membangun daerah untuk capaian kehidupan, kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat.